Kado 4 Cewek
Created By Sweety Qliquers
(Samarinda, Jum’at <> 140510, 0305PM)
Kado 4 Cewek
Chapter 1 Cinta 4 Hati
Chapter 2 Kado Ultah
Chapter 3 Bejuang Secara Sehat
Sinopsis
…
Keempat cewek ini kompak banget. Tasya, Dila, Gina, dan Renata ke mana-mana selalu berempat.
Kalo ke kantin pasti ketemu dengan empat cewek ini, ke perpustakaan juga begitu, ke lapangan basket juga, bahkan sampai ke kamar kecil sekali pun pasti ada empat makhluk-makhluk manis ini. Aku sih geleng-geleng kepala aja setiap kali bertemu mereka.
Mereka kerap aku undang ke acara OSIS, dan enaknya, kalau yang satu mau, yang lainnya pasti ikutan. Jadi lumayan, ngundang satu dapat empat. He he he, kayak sale aja.
Tapi belakangan, aku melihat ada perubahan pada keempat cewek kompak itu. Mereka memang masih ke mana-mana berempat, tapi di raut wajah mereka ada yang berubah, tak lagi tersenyum bersama, melainkan seperti menyimpan misteri sendiri-sendiri. Ada apa ya?
Rupanya, setelah aku dapat info dari salah seorang dari mereka, diam-diam empat cewek ini lagi naksir seorang cowok. Salah satu dari mereka yaitu Tasya, bercerita kepadaku.
Katanya, yang awalnya naksir, Renata, tapi karena sudah kebiasaan, yang lainnya ikut memperhatikan sang cowok dan ujung-ujungnya empat-empatnya jadi ikutan naksir. Tentu aja, yang begini nggak bisa dilakukan secara bersamaan. Masalah cinta nggak kenal istilah kompak-kompakan. Karena jatuh cinta adalah masalah hati, dan yang namanya hati punya rahasia sendiri-sendiri. Iya kan?
Dan jujur aja, untuk yang kayak begini aku nggak bisa ngasih solusi apa-apa, wong aku sendiri nggak pernah naksir orang, kok. Apalagi sampe jatuh cinta. Paling aku bilang pada Tasya, sebaiknya konsentrasikan diri pada pelajaran, nanti masalah itu bisa terlupakan dengan sendirinya. Tapi Tasya bilang, justru ia nggak bisa belajar dengan konsentrasi kalau nggak ingat sama cowok itu. Duile segitunya!
Tapi besoknya aku dengar dari Tasya lagi kalo keempat cewek itu sudah membuat kebulatan tekad.
…
Tokoh Kado 4 Cewek
Luna Castavaria (Luna)
Katanya, yang awalnya naksir, Renata, tapi karena sudah kebiasaan, yang lainnya ikut memperhatikan sang cowok dan ujung-ujungnya empat-empatnya jadi ikutan naksir. Tentu aja, yang begini nggak bisa dilakukan secara bersamaan. Masalah cinta nggak kenal istilah kompak-kompakan. Karena jatuh cinta adalah masalah hati, dan yang namanya hati punya rahasia sendiri-sendiri. Iya kan?
Dan jujur aja, untuk yang kayak begini aku nggak bisa ngasih solusi apa-apa, wong aku sendiri nggak pernah naksir orang, kok. Apalagi sampe jatuh cinta. Paling aku bilang pada Tasya, sebaiknya konsentrasikan diri pada pelajaran, nanti masalah itu bisa terlupakan dengan sendirinya. Tapi Tasya bilang, justru ia nggak bisa belajar dengan konsentrasi kalau nggak ingat sama cowok itu. Duile segitunya!
Alfredo Djangkaru (Edo)
Si cowok ini lumayan sosial. Dia nggak gitu aktif di OSIS, tapi dia lumayan sering hadir di acara-acara OSIS. Sepertinya sih wajar aja banyak orang (terutama cewek-cewek di sekolah ini) yang berusaha menarik perhatiannya dengan memberikan kado pada HUT-nya itu. Selain orangnya cakep, mudah bergaul, murah senyum, nggak sombong, dan ya itu tadi, punya jiwa sosial yang tinggi.
“Aku sudah bilang kepada mereka, bahwa kado-kado ini bebas aku apain aja, dan sekarang aku mau lelang,” ujar si cowok sebelum meninggalkan ruang OSIS. “Kalo dilelang, kita bisa dapat harga lebih tinggi, selain itu uang yang masuk bisa lebih mudah dimanfaatkan daripada kado-kado yang masih berupa barang. Misalnya ada yang ngasih kado jam tangan, nah buat apa jam tangan itu, mau ditaroh di dinding ruang OSIS?” Kata Alfredo Djangkaru (Edo) sambil nyengir.
Natasya Permata (Tasya)
“Hmm, gini deh, kalo kita mau memepertahankan kebersamaan kita, di antara kita tidak ada yang boleh naksir sama cowok itu lagi!” cerita Tasya pada Luna Castavaria (Luna).
“Dia ulang tahun, boleh nggak aku ngasih kado?” ujarnya memohon pendapat Luna Castavaria (Luna).
“Hmm, jadi nggak apa-apa?”
“Ya, kita kan udah janjian nggak mau naksir cowok itu lagi?”
“Memberi kado kan bukan menunjukkan bahwa kita naksir?”
“Tapi,” kata Tasya dalam hatinya (kok aku bisa tau suara hatinya? He he he) “Aku ngasih kado ini karena sebetulnya masih naksir dia, dan sulit sekali melupakannya. Eh kamu janji ya, jangan bilang-bilang ke ketiga temanku itu kalo aku ngasih kado ke cowok itu.” sergah Tasya lagi.
Nadila Anastasya (Nadila)
“Iya, berarti kita udah nggak kompak lagi. Diam-diam kita masih memperhatikan dia, memberikan kado, untung kadonya dilelang, jadinya ketahuan, coba kalo nggak dilelang, pasti diam-diam kita masih naksir terus ke dia,” beber Nadila.
“Kita udah nggak jujur lagi. Percuma aja kompak-kompakan selama ini,” imbuh Nadila.
Selanjutnya mereka berempat meninggalkan pojokan itu dengan langkah-langkah gontai. Hmm, apa yang akan terjadi dengan mereka? Apakah mereka akan bubaran setelah kejadian ini? Bercerai-berai untuk meneruskan persaingan mendapatkan perhatian si cowok cakep itu? Hmm, entahlah, yang jelas keempat cewek kompak itu terus saja melangkah.
Regina Tiara Azizah (Regina)
“Ssst, sudahlah, kamu juga ikutan ngasih kado, kan?” ujar Regina.
Selanjutnya mereka berempat meninggalkan pojokan itu dengan langkah-langkah gontai. Hmm, apa yang akan terjadi dengan mereka? Apakah mereka akan bubaran setelah kejadian ini? Bercerai-berai untuk meneruskan persaingan mendapatkan perhatian si cowok cakep itu? Hmm, entahlah, yang jelas keempat cewek kompak itu terus saja melangkah.
Renata Galia Putri (Renata)
“Kamu ternyata ngasih kado ya ke cowok itu?” ujar Renata ke Tasya.
Selanjutnya mereka berempat meninggalkan pojokan itu dengan langkah-langkah gontai. Hmm, apa yang akan terjadi dengan mereka? Apakah mereka akan bubaran setelah kejadian ini? Bercerai-berai untuk meneruskan persaingan mendapatkan perhatian si cowok cakep itu? Hmm, entahlah, yang jelas keempat cewek kompak itu terus saja melangkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar