Chapter 1
Bagas vs Mitha
Mereka satu kelas. Sama-sama warga Kelas 2 IPA 1. Wajah, kepandaian dan penampilan keduanya sama menariknya. Pendek kata, merekalah Raja dan Ratu dari seluruh siswa di sekolah itu.
Bagas, cowok bertubuh atletis dengan wajah indo, dambaan setiap gadis. Mitha, dara ayu turunan Solo-Jerman, idaman setiap pemuda. Bagas-Mitha pemegang juara pertama ketika mereka kelas satu. Bagas mewakili kelas I B. Mitha mewakili kelas I C. Mereka tampil sebagai juara umum pertama mengalahkan juara-juara kelas lainnya. Indeks prestasi mereka sama jumlahnya. Mereka juga sama-sama berbakat di bidang seni. Bagas berkali-kali meraih juara melukis. Mitha biangnya juara dalam lomba menyanyi.
Sayang beribu sayang, mereka sama-sama keras kepala dan tak mau kalah. Masing-masing ingin lebih pandai, lebih dikagumi dan lebih dalam segalanya. Tidak heran, mereka berdua bagai anjing dengan kucing. Terlebih lagi, setelah mereka menempati kelas yang sama. Perang mulut, perang otak dan seratus macam perang lainnya senantiasa meliputi keduanya.
Mereka juga mempunyai kelompok pendukung. Anehnya, tidak semua cowok memihak Bagas dan tidak semua cewek memihak Mitha. Tentu ada sebabnya. Cowok pendukung Mitha iri pada Bagas. Sebaliknya, cewek pendukung Bagas dengki pada Mitha. Kekuatan kedua kelompok itu seimbang. Anggotanya sama banyaknya. Jumlah siswa yang 41 orang terbagi dua. 20-20. sisa satunya bersikap netral, yakni Rianty, sang juru damai yang sering dijuluki ‘Gadis Non Blok’.
Rianty, si gadis Non Blok memang anti terhadap perang. Gadis manis berkacamata itu merupakan sahabat Bagas dan Mitha. Tapi tak pernah sekalipun dia mengadu domba. Adil dan damai, itu prinsipnya.
Sudah berbagai akal diterapkan Rianty untuk mendamaikan kedua sobatnya itu. Mulai dari akal bulus akal kancil, akal buaya sampai akal Sherlock Holmes, tapi hasilnya nol besar. Kedua musuh itu tetap saja bersitegang urat kawat… eh, urat leher.
Bagas vs Mitha
Mereka satu kelas. Sama-sama warga Kelas 2 IPA 1. Wajah, kepandaian dan penampilan keduanya sama menariknya. Pendek kata, merekalah Raja dan Ratu dari seluruh siswa di sekolah itu.
Bagas, cowok bertubuh atletis dengan wajah indo, dambaan setiap gadis. Mitha, dara ayu turunan Solo-Jerman, idaman setiap pemuda. Bagas-Mitha pemegang juara pertama ketika mereka kelas satu. Bagas mewakili kelas I B. Mitha mewakili kelas I C. Mereka tampil sebagai juara umum pertama mengalahkan juara-juara kelas lainnya. Indeks prestasi mereka sama jumlahnya. Mereka juga sama-sama berbakat di bidang seni. Bagas berkali-kali meraih juara melukis. Mitha biangnya juara dalam lomba menyanyi.
Sayang beribu sayang, mereka sama-sama keras kepala dan tak mau kalah. Masing-masing ingin lebih pandai, lebih dikagumi dan lebih dalam segalanya. Tidak heran, mereka berdua bagai anjing dengan kucing. Terlebih lagi, setelah mereka menempati kelas yang sama. Perang mulut, perang otak dan seratus macam perang lainnya senantiasa meliputi keduanya.
Mereka juga mempunyai kelompok pendukung. Anehnya, tidak semua cowok memihak Bagas dan tidak semua cewek memihak Mitha. Tentu ada sebabnya. Cowok pendukung Mitha iri pada Bagas. Sebaliknya, cewek pendukung Bagas dengki pada Mitha. Kekuatan kedua kelompok itu seimbang. Anggotanya sama banyaknya. Jumlah siswa yang 41 orang terbagi dua. 20-20. sisa satunya bersikap netral, yakni Rianty, sang juru damai yang sering dijuluki ‘Gadis Non Blok’.
Rianty, si gadis Non Blok memang anti terhadap perang. Gadis manis berkacamata itu merupakan sahabat Bagas dan Mitha. Tapi tak pernah sekalipun dia mengadu domba. Adil dan damai, itu prinsipnya.
Sudah berbagai akal diterapkan Rianty untuk mendamaikan kedua sobatnya itu. Mulai dari akal bulus akal kancil, akal buaya sampai akal Sherlock Holmes, tapi hasilnya nol besar. Kedua musuh itu tetap saja bersitegang urat kawat… eh, urat leher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar