Chapter 5
Kepergian Helen
Matahari telah turun ke barat. Senja datang membayang berkawan mendung. Aku menatap tanah pemakaman yang masih merah itu dengan perasaan pilu. Selamat jalan, Helen... bisikku. Selamat jalan sahabat... Suatu saat kita pasti bertemu lagi.
”Beb...” Aku menoleh. Rendy menggandeng tanganku.
”Ayo kita pulang.” Ajak Rendy.
”Rendyyy...” Aku menangis di bahu Rendy.
”Seandainya, Helen nggak dateng ke rumah gue dan mendengar obrolan kita, pasti...”
”Beby, sudahlah. Semua itu sudah kehendak-NYA. Lo jangan ungkit-ungkit yang udah lewat. Helen pasti sedih kalo’ dia lihat lo masih nangisin dia.” Rendy menuntunku menuju mobilnya. Aku terdiam. Menghapus pipiku yang basah dengan punggung tangan.
”Ya, Rendy bener. Maafkan gue Len, gue nggak bakalan nangis lagi. Tidurlah lou dengan tenang. Dengan damai dalam naungan cinta-NYA.” Batinku seraya memandang langit yang makin mendung.
Kepergian Helen
Matahari telah turun ke barat. Senja datang membayang berkawan mendung. Aku menatap tanah pemakaman yang masih merah itu dengan perasaan pilu. Selamat jalan, Helen... bisikku. Selamat jalan sahabat... Suatu saat kita pasti bertemu lagi.
”Beb...” Aku menoleh. Rendy menggandeng tanganku.
”Ayo kita pulang.” Ajak Rendy.
”Rendyyy...” Aku menangis di bahu Rendy.
”Seandainya, Helen nggak dateng ke rumah gue dan mendengar obrolan kita, pasti...”
”Beby, sudahlah. Semua itu sudah kehendak-NYA. Lo jangan ungkit-ungkit yang udah lewat. Helen pasti sedih kalo’ dia lihat lo masih nangisin dia.” Rendy menuntunku menuju mobilnya. Aku terdiam. Menghapus pipiku yang basah dengan punggung tangan.
”Ya, Rendy bener. Maafkan gue Len, gue nggak bakalan nangis lagi. Tidurlah lou dengan tenang. Dengan damai dalam naungan cinta-NYA.” Batinku seraya memandang langit yang makin mendung.
TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar