Rabu, 30 Desember 2009

Sambutlah Cintaku (2)

Chapter 2
Ternyata Mimpi


“Hai sayang!!!”

“Ngapain sih nih orang…” Batin Chacha.

“Minggir, gue mau lewat!!”

“Busyet… galak bener non.”

“Suka-suka gue dong!!”

Chacha melangkah ke arah kanan tetapi dihalangi oleh pemuda dihadapannya yang tidak dikenalnya itu, Ia melangkah ke arah kiri pun dihalangi juga. Ia mula merasa takut.

“ Ya Allah, lindungilah hambamu ini.” Doanya dalam hati.

“Tenang aja non, nggak usah takut sama gue…” Kata pemuda itu sambil mencolek dagu Chacha.

“Apa-apaan nih, maen pegang-pegang aja! Jangan kurang ajar lo!!”

Chacha mulai mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

“Jangan khawatir nggak ada orang disini, Cuma kita berdua aja.” Jawab pemuda itu sambil selangkah demi selangkah mendekati Chacha. Selangkah demi selangkah pula Chacha mundur.

“Mama… tolong!!!” Teriak Chacha dalam hati. ia melihat sekumpulan cowok-cowok berseragam SMA yang sedang berjalan kearahnya sambil bersiul.

“Kaya’nya orang baik-baik tuh. Mendingan gue minta tolong aja sama mereka.” Batinnya lagi.

“Tolonggg!!!” Teriak Chacha sambil berlari ke arah sekumpulan cowok-cowok berseragam SMA itu. Pemuda yang tidak dikenalnya itu pun ikut mengejar Chacha.

“Hah… itu kan kakak-kakak kelas gue yang cegat gue di kantin tadi. Argh… mampus deh gue. Mana mau mereka nolongin gue!” Batin Chacha.

Ryan, Indra, Rendy dan Virgo terkejut mendengar suara cewek yang sedang menjerit.
“Tolong gue! Ada preman yang kejar-kejar gue!” Chacha berhenti berlari tepat di depan mereka berempat.

“Preman!!!” Teriak mereka berempat serempak.

“Hmm, ini kan adik kelas gue yang gue kerjain tadi siang.” Batin Ryan.

“Mana?” Tanya Rendy.

“Itu!” Chacha menunjuk ke arah pemuda yang sedang berlari ke arah mereka.

“Busyet!! Gede banget badan tu orang!” Spontan kata-kata itu yang keluar dari mulut Virgo.

“Halah… itu sih kecil! Jangan sebut gue cowok, kalau nggak berani ngelawan dia.” Indra mengedipkan matanya pada Chacha.

“Huh! Dasar cowok! Orang lagi ketakutan, sempat-sempatnya ngegodain.”

“Hey nona cantik mau lari kemana lo!” Terdengar suara garang dari pemuda itu. Spontan Chacha berlindung dibelakang mereka berempat.

“Sorry nih, Bang! Sopan dikit dong sama cewek.” Ryan mulai bersuara. Timbul rasa kasihan di hatinya pada gadis itu.

“Nggak usah ikut campur, ini bukan urusan kalian!!” Bentak pemuda itu pada Rendy, Ryan, Indra dan Virgo.

“Sorry lagi nih Bang, dia ini cewek gue!”

Chacha terkejut mendengar pernyataan Rendy. Karena jengkel, Chacha meninju punggung Rendy.

“Aduh!”

“Rasain siapa suruh lo bilang kalo’ gue tu cewek lo hah.”

“Hahahaha!!” Ryan,Indra dan Virgo tertawa melihat tindakan Chacha.

“Halah! Sudah… kesini lo!” Pemuda itu menarik dengan kasar tangan Chacha.

“Argh!! Tolong!!” Dengan serentak mereka pun berhenti tertawa.

“Dapat!” Ryan sempat memegang tangan kiri Chacha sedangkan tangan kanan Chacha ditarik pemuda itu.

“Lembut juga tangan nih cewek.” Guman Ryan dalam hati.

“Eits, tahan Bang! Apa-apan nih?”

“Jangan ikut campur urusan gue!! Paham!! Lepasin tangan nih cewek!”


“Eits, nggak bisa. Dia ini teman kita, nggak salah dong kalo’ kita nolongin dia!”

Maka terjadilan adegan tarik-menarik tangan Chacha. Sudah seperti perlombaan tarik tambang di acara agustusan. Dengan bantuan Indra, Virgo dan Rendy, Ryan menarik tangan Chacha dengan kuat.

“Busyet sakit bener tangan gue, kaya’ mau copot! Mama tolongg!!!”

“Byurr!!!”

“Hup… Hup… Hup…” Mulut Chacha mangap-mangap seperti ikan kekurangan air.

“Chacha!! Makanya kalau bangun tuh jangan kesiangan, Jadi kamu mimpi yang aneh-aneh.” Cerocos Bu Keysha (Mama Chacha).

“Hehehe… tidurnya kemaleman Ma, jadi bangunnya kesiangan deh.”

“Ayo bangun, mandi sana nanti telat lagi kamu ke sekolahnya. Nanti suruh Bik Inah buat cuci selimut kamu yang basah itu!”

“Mama aja yang suruh, kan Mama yang bikin selimut Chacha jadi basah.”

“Eh, ngejawab lagi. Emangnya Mama harus pake cara apa buat ngebangunin kamu, kalo’ nggak disiram sama air mana bisa kamu bangun. Pake ngigau segala lagi.”

“Ngigau apa Ma?”

“Mama… Mama… tolong… Mama…” Bu Keysha menirukan suara Chacha tadi.

“Hahaha!” Ibu dan anak itu pun tertawa terbahak-bahak.

“Hah, itu pasti gara-gara gue mimpi dikejar-kejar sama preman tadi. Kenapa juga gue bisa mimpi kaya’ gitu?” Batin Chacha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar