Rabu, 30 Desember 2009

Pastikan Dia Jangan Menunggu (3)

Chapter 3
Segalanya Tentang Virgo


Virgo melangkah ke dalam rumah. Melewati ruang makan dan berhenti di dapur.

“Ma!”

“Virgo. Dari mana?”

“Jalan-jalan sebentar, Ma”

“Tadi Beby kesini. Lebih dari sejam dia nungguin kamu.”

“Ada pesan nggak, Ma?”

“Dia ninggalin memo dan amplop. Mama taruh di atas kulkas.”

Virgo menjangkau atas kulkas dan menemukan secarik memo kecil tertindih amplop coklat…



Titipan Ryan.
Katanya bulan depan Bang Virgo diwisuda.
Bawa foto dan urus administrasinya di sekretariat.
Beby.



Kemajuan!

Virgo tersenyum tipis. Biasanya gadis itu tidak pernah cukup menulis memo dengan selembar kertas kecil begini.

“Sudah makan, Go?”

“Tadi sudah makan di jalan, Ma. Virgo ke paviliun dulu ya, Ma.”

“O ya, hampir aja Mama lupa.” Mama meninggalkan blendernya. Menghampiri Virgo, menatap putranya itu lembut.

“Ada tamu buat kamu. Dia sudah hampir setengah jam menunggu. Katanya mau nunggu di paviliun aja. Jadi Mama biarkan dia di sana.”

“Beby?”

“Tasya.”

Virgo tertegun.

“Temui dia, Go. Ada yang harus diselesaikan diantara kalian berdua.”

“Semuanya sudah selesai,” gumam Virgo tak bergeming.

“Dia sudah memilih jalan hidupnya. Untuk apa kembali lagi ?”

“Dia berhak memberi penjelasan.” Mama mendorong Virgo lembut.

“Temui dia. Kalau kamu masih mencintainya, kenapa harus menolak ?”

“Virgo udah nggak cinta sama dia lagi, Ma.”

“Karena Beby?” Mama tersenyum.

“Atau karena menuruti kemarahanmu saja?”

“Beby tuh Cuma anak kecil, Ma.”

“Tapi kamu bahkan tidak bisa menolak kehadirannya.”

“Ma!” Pusing di kepala Virgo bertambah.

Virgo tidak ingin menemui Tasya sebenarnya. Biar saja gadis itu menunggu di paviliun sampai bosan. Virgo bisa berbaring di kamarnya di atas. Tapi itu tak akan menyelesaikan segalanya. Biar pun Virgo menghindar, tetap saja masih ada yang tersisa diantara kami, batinnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar