Chapter 2
Gara-Gara Hujan
Keesokan harinya tepat seperti keingginanku, cerah sekali. Aku sangat tak sabar menunggu nanti malam. Ingin cepat-cepat rasanya. Bunga dan boneka kesukaan Adeline sudah kusiapkan. Tinggal mempersiapkan penampilan dan mental pastinya.
Sore harinya hal yang tak terduga terjadi. Langit mendung, gerimis, lalu hujan turun dengan derasnya, diiringi petir menggelegar. Aku kesal bukan main. Aku marah pada adikku, sampai-sampai ia menangis. Aku buang tiga boneka yang kemarin kubuat. Aku menghubungi Adeline membatalkan rencana kami. Karena terlalu kesal, aku masuk ke dalam kamar dan tertidur dengan lelapnya. Tak peduli mau hujan atau gempa sekali pun.
***
“Ram, kamu tidur pulas sekali kemarin. Mama panggil-panggil kamu nggak dengar ya?” tanya mamaku penuh selidik.
“Emangnya kenapa Ma?” jawabku heran.
“Kemarin sore nggak jauh dari rumah kita ada kebakaran loh, Ram.”
“Ah yang benar?” jawabku terkejut.
“Rumah siapa Ma?” tanyaku cepat.
“Rumah Pak Sunu, untung kemarin hujan deras jadi cepat padam apinya kalau tidak apinya bisa menjalar ke rumah-rumah yang lain. Kamu si tidur aja. Kemarin ramai sekali di luar. Orang-orang bahu-membahu memadamkan api.” cerita mama menggebu-gebu.
“Syukur Ram, nggak ada korban jiwa. Mama takut sekali kemarin.” Lanjut Mama.
“Ya, ampun Ma,” jawabku tak percaya, masih terkejut dengan cerita mamaku.
“Oh, ternyata…” Aku pun mengerti.
“Sesuatu hal itu bisa terjadi karena ada maksud dan tujuannya, karena ada sebab dan akibatnya.”
Gara-Gara Hujan
Keesokan harinya tepat seperti keingginanku, cerah sekali. Aku sangat tak sabar menunggu nanti malam. Ingin cepat-cepat rasanya. Bunga dan boneka kesukaan Adeline sudah kusiapkan. Tinggal mempersiapkan penampilan dan mental pastinya.
Sore harinya hal yang tak terduga terjadi. Langit mendung, gerimis, lalu hujan turun dengan derasnya, diiringi petir menggelegar. Aku kesal bukan main. Aku marah pada adikku, sampai-sampai ia menangis. Aku buang tiga boneka yang kemarin kubuat. Aku menghubungi Adeline membatalkan rencana kami. Karena terlalu kesal, aku masuk ke dalam kamar dan tertidur dengan lelapnya. Tak peduli mau hujan atau gempa sekali pun.
***
“Ram, kamu tidur pulas sekali kemarin. Mama panggil-panggil kamu nggak dengar ya?” tanya mamaku penuh selidik.
“Emangnya kenapa Ma?” jawabku heran.
“Kemarin sore nggak jauh dari rumah kita ada kebakaran loh, Ram.”
“Ah yang benar?” jawabku terkejut.
“Rumah siapa Ma?” tanyaku cepat.
“Rumah Pak Sunu, untung kemarin hujan deras jadi cepat padam apinya kalau tidak apinya bisa menjalar ke rumah-rumah yang lain. Kamu si tidur aja. Kemarin ramai sekali di luar. Orang-orang bahu-membahu memadamkan api.” cerita mama menggebu-gebu.
“Syukur Ram, nggak ada korban jiwa. Mama takut sekali kemarin.” Lanjut Mama.
“Ya, ampun Ma,” jawabku tak percaya, masih terkejut dengan cerita mamaku.
“Oh, ternyata…” Aku pun mengerti.
“Sesuatu hal itu bisa terjadi karena ada maksud dan tujuannya, karena ada sebab dan akibatnya.”
TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
www.rainlovers86.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar