Kamis, 07 Januari 2010

Maaf Terakhir (4)

Chapter 4
Ada Apa Dengan Tante Melati?

Indra langsung menggandeng tangan Tasya untuk masuk ke dalam rumahnya.

”Mama sama Papamu mana?”

”Mereka ke Jogja, ke rumah Bang Dewa. Istrinya, Kak Ciarra kan’sudah melahirkan.”

”Oh, ya. Pasti bayinya lucu dan cantik deh kaya’ Mamanya.”

Indra tersenyum mengiyakan kata-kata Tasya tunangannya yang juga akan jadi istrinya 2 bulan lagi.

”Jadi, nggak ada orang sama sekali nih dirumah? Entar kalo’ kita berduaan aja, digrebek satpam lagi. Dikira lagi ngapa-ngapain. Hihihi...”

”Hehehe... kan’ bagus kita jadi lebih cepet dikawininnya.”

”Huh dasar. Maunya tuh.”

”Emang mau!”

”Aku boleh numpang mandi nggak, Ndra? Badanku lengket semua nih, jadi nggak enak.”

”Ya boleh dong, sayang. Pake kamar mandi atas yang di kamarku aja ya, Kamar mandi di bawah kerannya lagi rusak tuh. Handuknya ambil di lemari aja. Aku tunggu di ruang TV ya sayang.”

”Ok deh!!”

Tasya langsung menuju lantai atas, kamar Indra. Sudah hampir 1 tahun pertunangannya dengan Indra, dia sudah hapal betul dengan seluk beluk rumah ini. Dia hapal betul setiap sudutnya.

”Kringg... Kringgggg... Kring... Kringgggg...”

Indra mengangkat telepon yang kebetulan tepat berada di sebelahnya.

”Hallo...”

”Hallo, bisa bicara dengan Indra?”

”Ya saya sendiri, siapa ini?”

”Indra... Ini Tante. Ada berita buruk, Ndra...”

Suara terisak-isak calon mertuanya-Mama Tasya begitu jelas sekali terdengar di telepon.

”Berita buruk? Berita buruk apa Tante?”

”Tabahkan hatimu ya, Ndra. Tasya sudah nggak ada.”

”Nggak ada? Tasya nggak bilang sama Tante mau pergi kemana?”

”Indra... Tasya udah nggak ada, dia udah pergi. Tasya sudah meninggal, kecelakaan dalam perjalanan ke jakarta sore tadi.”

”Tante jangan bercanda dong. Tasya ada disini kok, sekarang dia lagi mandi tuh.”

”Tante nggak bercanda, Ndra. Baru aja Tante terima telpon dari kantor polisi. Sekarang tante dalam perjalanan ke rumah sakit.”

Dalam suara yang masih terisak-isak, Mama Tasya memutuskan sambungan telepon.

”Kenapa sih, Tante Melati? Aneh banget.”

Indra menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia menjadi bingung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar