Selasa, 12 Januari 2010

Pernikahan Simulasi (5)

Chapter 5
Ultah Kirana


“Happy Brithday, Ran.”

Kirana terlonjak duduk dan menyalakan lampu. “Radit! Lo ngapain pagi-pagi gini ada di kamar gue?”

“Mau ngasih lo selamat ulang tahun,” jawab Raditya polos. Dan dia pun bangkit dari kursinya di sisi tempat tidur dan menarik Kirana hingga berdiri.

“Ayo! Gue mau nunjukkin hadiah ulang tahun dari gue buat lo!”

Raditya menyeret Kirana ke ruang kerja dan menyuruhnya du0duk di depan komputernya. Ada dua komputer di ruangan itu, satu milik Raditya, yang penuh dengan berbagai progamming software yang digunakannya untuk bekerja. Dan satu lagi milik Kirana, lebih sederhana dan tidak secanggih milik Raditya.

Raditya meghidupkan komputer milik Kirana dan duduk di sebelahnya dengan mata berbinar. Sambil tersenyum geli, Kirana mencoba menebak apa yang telah disiapkan Raditya untuknya. Puisi? Personal website, dengan foto dan lagu? Kirana menggeleng dalam hati, pikirnya Raditya tidak cukup romantis untuk melakukan itu semua.

“Lo liat nggak?” Raditya memotong renungan Kirana.

“Apaan?”

“Hadiah dari gue.”

Kening Kirana berkerut. Menurutnya tak ada yang berbeda dengan tampilan komputer itu. Dengan ragu diraihnya mouse dan mengklik menu start. Tak ada yang berubah. Tetapi wajah Raditya terlihat sekali menjadi semakin antusias. Setelah membuka file-filenya dan sekali lagi Kirana tak menemukan apa pun, Kirana berpaling kepada Raditya dengan ekspresi tak berdaya.

“Lo nggak liat, Ran?” anya Raditya, dengan setitik kecewa dalam suaranya.

Kirana menggeleng.

“Gue nambahin memori di komputer lo,” Aku Raditya kemudian. “Komputer lo sekarang bisa loading lebih cepat.” Lanjutnya saat melihat wajah Kirana tak berubah.

Kirana ingin sekali berbagi kegembiraannya. Raditya kelihatan begitu bangga dengan hadiahnya, setidaknya beberapa detik yang lalu, Sebelum Raditya sadar bahwa Kirana kecewa.

“Oh,” hanya itu yang bisa dikatakan Kirana. “Terima Kasih.”

“Lo boleh meluk gue, kalo lo mau.” Kata Raditya tersenyum dan membentangkan kedua tangannya. Kirana memukul lengannya dan tertawa. Dan pagi itu berlalu seperti hari-hari kemarin.

Di kantor teman-teman Kirana menyambutnya dengan ucapan selamat dan senyum penuh arti. Ketika dirinya memasuki ruangan kerjanya, Kirana baru mengerti mengapa teman-temannya tampak seperti menyembunyikan sesuatu. Di meja kerjanya ada sebuah kotak panjang dengan pita pink keemasan diatasnya. Setangkai mawar putih, bunga favoritnya. Sesaat jantungnya tersa berhenti berdenyut.

Hati-hati Kirana mengambil kartu yang menempel pada kotak itu, lupa seketika kepada teman-temannya yang pasti sekarang sedang mengawasinya lewat kaca ruang kerjanya.

Selamat Ulang Tahun
Masih ingatkah kau kepadaku?
Jika ya, aku menunggumu di tempat biasa.
Mungkinkah?

With love,
[Pramudia Prakarsa]

Kirana keluar untuk makan siang lebih awal, mengabaikan godaan teman-temannya yang tak kenal ampun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar