Kamis, 07 Januari 2010

Maaf Terakhir (5)

Chapter 5
Telepon Dari Tante Melati


Tasya membuka pintu kamar mandi. Belum sempat ia mengganti kimono mandi dengan pakaiannya tadi, tiba-tiba...

”Tasya??”

”Kenapa, Ndra?”

”Tadi baru aja Mamamu telpon.”

”Oh, ya? Mama tahu aku disini?”

”Tadi Mamamu bilang... Ah, sudahlah kamu ganti baju aja dulu.”

Selagi menunggu Tasya berganti pakaian, tangan Indra merogoh saku jeansnya mengeluarkan sekotak rokok sampoerna dan lighter yang baru saja dibelinya tadi pagi. Sambil berjalan ke teras rumah, sebatang rokok diletakkannya dimulut dan disulutnya. Asap rokok yang dihisapnya bagaikan nikmat yang tersembunyi.

Hujan yang turun lebat tadi kini berganti hujan rintik-rintik dan udara dingin yang menusuk tulang. Pikiran Indra masih tertuju pada Tante Melati-Mama Tasya.

”Indra...”

Indra menoleh kebelakang. Dilihatnya senyum manis Tasya yang ditujukan padanya. Senyuman itulah yang selalau menghiasi mimpi-mimpi dan lamunannya.

”Kamu mau ngomong apa tadi?”

”Hmm, kamu telpon Mamamu sekarang ya? Beri tahu dia kalo’ kamu ada dirumahku sekarang. Kaya’nya Mamamu tadi khawatir banget, sampe ngomongnya ngaco gitu.”

”Emangnya Mama tadi bilang apa?”

”Tadi Mamamu telpon aku. Dia bilang, dia dapet telpon dari kantor polisi kalo’... kamu tuh kecelakaan mobil beruntun di jalan Tol dan meninggal. Sekarang Mamamu buru-buru pergi ke rumah sakit. Tapi tadi dia belum sempat bilang rumah sakit mana. Mamamu nangis terus. Telpon Mamamu sekarang ya?”

Dari berdiri di depan pintu, Tasya lalu duduk di sofa ruang tamu. Ditundukkannya kepalanya...

Tiba-tiba airmatanya mengalir membasahi pipinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar