Chapter 2
Cinta Pertama Chacha
Bandung kala itu masih menyimpan kenangan manis. Mungkin hal tersebut merupakan euforia cinta masa remajanya. Ryan yang merupakan kakak kelasnya suatu ketika mengungkapkan isi hatinya pada seorang gadis bernama Rossa Anastasya. Namun sayang, kenangan indah cinta mereka tak berlangsung lama. Chacha yang tulus mencintai Ryan, dan Ryan yang ternyata hanya menomorduakan cinta mereka di bawah prioritas sekolah dan orangtuanya.
“Gue nggak bermaksud nyakitin hati lo, Cha.”
“Tapi, nyata-nyata Lo udah melukai hati gue!"
"Gue minta maaf. Tapi gue nggak mau dianggap anak nggak berbakti, Cha. Mending kita backstreet aja. Ini solusi buat ngakalin hubungan kita yang jelas-jelas ditentang sama bokap-nyokap gue."
"Gue nggak mau main-main dengan cinta kita, Yan! Gue nggak mau backstreet. Lo seperti nggak punya pendirian, Yan! Gue mau hubungan kita ini jelas. Terus atau putus!"
"Tapi...."
Waktu itu Chacha tidak mau berkompromi. Usia dini masa SMP baginya bukanlah alasan kalau cinta itu dijadikan sebentuk konsekuensi akil-balig dan pencarian jatidiri remaja. Cinta adalah sesuatu yang harus dibina dengan keseriusan. Tidak ada backstreet. Tidak ada cinta monyet. Makanya, diputuskannya untuk mengakhiri hubungannya yang singkat dengan Adrian Yudhistira, yang kala itu dianggapnya tidak memiliki pendirian dan masih terkekang oleh orangtuanya.
Namun sang waktu mempertemukan mereka kembali. Sebagai siswa berprestasi di sekolah, Chacha mendapat prioritas beasiswa di SMA Tunas Bangsa Jakarta sehabis menamatkan SMP-nya. Tapi siapa nyana ia dapat bertemu kembali dengan cinta pertamanya di Jakarta. Barangkali sang waktu ingin kembali menguakkan luka lama di hatinya. Barangkali sang waktu tidak ingin seorang Rossa Anastasya melupakan masa lalunya yang pahit. Ah, entahlah. Ia sendiri tidak tahu!
Dan barangkali bukan kebetulan kalau ia akhirnya bertemu dengan cowok itu lagi, justru di ‘Kost’annya di Jakarta. Luka lama itu kembali menguak begitu Adrian Yudhistira hadir di ‘Kost’annya suatu hari. Dan ia hadir sebagai anak sulung Ibu Olivia Mentari, pemilik ‘Kost’an tersebut.
Forgetting Sarah Marshall
14 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar