Kamis, 27 Mei 2010

Amnesia (2)

Chapter 2
Cari Tahu


“Emang kamu pernah kenal denganku sebelumnya?” selidik Arjuna pada Riana saat jam istirahat kedua tadi.

“Bukan kenal lagi, Arjuna! Kita tuh pernah tetanggaan di Jakarta. Sayangnya papaku pindah tugas ke Medan saat kita masuk SD, jadi terpisah.”

“Terus papaku?”

“Jadi kamu benar-benar nggak kenal dengan diri kamu? Arjuna, kamu tuh anak konglomerat. Papa kamu pengusaha industri telekomunikasi, mama kamu punya pabrik tekstil. Ingat nggak, waktu kita main ke Dufan, terus kamu hilang di keramaian. Mama kamu sampai pingsan. Soalnya kamu anak tunggal. Disayang banget!”

“Tapi aku ditemukan lagi kan?”

Pikirnya, saat hilang di Dufan, di situlah Arjuna ditemukan sama ayah dan ibunya kini.

“Ya, iya! Kamu ternyata lagi main sama badut. Tau nggak, kamu waktu kecil paling suka manjat. Papa kamu bilang, kamu ada bakat jadi pemanjat tebing yang handal.”

Ya. Nggak salah lagi, pasti dirinya terjatuh pada sebuah ekspedisi pendakian, kemudian ditemukan oleh ayahnya yang sekarang.

Arjuna harus bertindak. Dia tak ingin terkekang lama dalam kemiskinan yang selama ini menyiksanya. Dia ingin seperti Indra, Ryan, atau teman-teman yang lainnya, yang kerjanya keluar masuk kafe, belanja di mal, semua…! Dia ingin semuanya. Terlebih, dia takut ada apa-apa dengan mamanya. Kalau kesasar di Dufan saja, dia udah pingsan, gimana kalo udah terpisah bertahun-tahun seperti sekarang. Jangan-jangan dia sakit, gila, atau bahkan shock dan meninggal? Arjuna cemas.

Tapi kok sekarang dia bisa ada di Surabaya, bukankah dia orang Jakarta.

“Kamu pasti ikut pendakian, atau bahkan kecelakaan pesawat, terus ditolong oleh orang yang sekarang ngaku-ngaku sebagai orangtua kamu.” Riana nggak membiarkan dirinya dalam keraguan.

Jam istirahat tadi benar-benar dipergunakan untuk mencari asal-usulnya pada Riana. Dan sepertinya, kini dia tahu segalanya. Tinggal ngomong ke ayah dan ibunya. Bagaimana pun kecewanya, Arjuna nggak ingin bersikap kasar pada ayah dan ibunya. Malah sebaliknya, dia harus berterima kasih karena telah menyelamatkan nyawanya. Tapi kalau ayah dan ibunya tetap ngotot nggak ingin melepaskannya, Arjuna akan melapor ke polisi.

Dia ingin cepat bertemu dengan mama dan papanya yang so pasti cakep juga. Dia mulai berandai-andai membayangkan wajah papanya yang mungkin seperti Rico Tampaty, Adji Pangestu, Drg. Fadli, dan sederet bintang sinetron senior yang selama ini berperan sebagai papa yang baik. Kalau wajah mamanya, dia yakin pasti masih sangat cantik. Ke mana-mana pake stelan jas, nggak seperti ibunya yang paling mewah terbalut daster batik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar