Chapter 3
Harapan Kamila
“Gue kan cewek biasa, Sya. Gue butuh disayang. Gue butuh diperhatiin….”
“Ssst… Masyaallah. Gue juga butuh. Nggak hanya lo….”
“Sya…. Gue capek selalu jadi hero bagi Andhika…. Andhika sangat manja…. Tapi gue nggak mungkin putus sama Andhika. Mami papi gue dan mami papi Andhika udah kompakan mo ngejodohin gue….” Kata Kamila lagi.
“Lalu apa mau lo, Mil….”
“Gue hanya ingin Dimas tahu kalau gue sayang sama dia…. Itu saja, Sya…. Tanpa harus jadian sama Dimas, gue udah bahagia….”
“Subhanallah. Sederhana sekali mimfi lo. Fercaya sama gue, Mil. Tanfa lo ngomong sama Dimas, Dimas sudah tahu…. Trust me, Mil….”
“Sungguh?”
“Ya. Dan elo musti makin kuat nanamin rasa cinta pada Dimas…. Lo bisa jadian sama Dimas kalau Dimas udah futus dengan Stella. Tapi lo nggak mo doain Dimas futus dengan Stella kan? Mereka berdua udah klop. Nggak ada froblem…”
Kamila tertunduk sedih.
“Jadi?”
“Jadikan Dimas jadi seberkas sinar yang menyinari hati lo. Tanfa lo harus memiliki sinar itu…”
Kamila mengangguk. “Makasih, Sya. Kata-kata lo puitis banget….”
Dan esoknya pagi-pagi Kamila jadi hepi nggak kepalang. Baru bangun, buka mata, ia melihat ada sms dari Dimas di hape-nya.
Kamila, have a nice day ya! Pulang sekolah, gue tunggu di toko buku seperti biasa.
Wah, Kamila jadi mabuk kepayang nggak kepalang.
Sepanjang hari, di sekolahan Kamila jadi semangat banget. Wajahnya penuh senyum. Membayangkan hari ini bertemu dengan cowok yang ia anggap sempurna di matanya.
Harapan Kamila
“Gue kan cewek biasa, Sya. Gue butuh disayang. Gue butuh diperhatiin….”
“Ssst… Masyaallah. Gue juga butuh. Nggak hanya lo….”
“Sya…. Gue capek selalu jadi hero bagi Andhika…. Andhika sangat manja…. Tapi gue nggak mungkin putus sama Andhika. Mami papi gue dan mami papi Andhika udah kompakan mo ngejodohin gue….” Kata Kamila lagi.
“Lalu apa mau lo, Mil….”
“Gue hanya ingin Dimas tahu kalau gue sayang sama dia…. Itu saja, Sya…. Tanpa harus jadian sama Dimas, gue udah bahagia….”
“Subhanallah. Sederhana sekali mimfi lo. Fercaya sama gue, Mil. Tanfa lo ngomong sama Dimas, Dimas sudah tahu…. Trust me, Mil….”
“Sungguh?”
“Ya. Dan elo musti makin kuat nanamin rasa cinta pada Dimas…. Lo bisa jadian sama Dimas kalau Dimas udah futus dengan Stella. Tapi lo nggak mo doain Dimas futus dengan Stella kan? Mereka berdua udah klop. Nggak ada froblem…”
Kamila tertunduk sedih.
“Jadi?”
“Jadikan Dimas jadi seberkas sinar yang menyinari hati lo. Tanfa lo harus memiliki sinar itu…”
Kamila mengangguk. “Makasih, Sya. Kata-kata lo puitis banget….”
Dan esoknya pagi-pagi Kamila jadi hepi nggak kepalang. Baru bangun, buka mata, ia melihat ada sms dari Dimas di hape-nya.
Kamila, have a nice day ya! Pulang sekolah, gue tunggu di toko buku seperti biasa.
Wah, Kamila jadi mabuk kepayang nggak kepalang.
Sepanjang hari, di sekolahan Kamila jadi semangat banget. Wajahnya penuh senyum. Membayangkan hari ini bertemu dengan cowok yang ia anggap sempurna di matanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar