Kamis, 27 Mei 2010

The Clean Boy (1)

Chapter 1
Namanya Yoon Eun Hye


Di suatu kota yang tak terlalu jauh dari sini, dan pada waktu yang tak terlalu berbeda dari sekarang, tersebutlah seorang pria bernama Gong Yoo. Tahun ini dia berumur 22 tahun. Ya, Gong Yoo. Seperti nama korea, tapi dia bukan keturunan Korea. Mamanya hidup di rumah besar di Taiwan... sebagai pembantu. Ayahnya bekerja di perusahaan otomotif terbesar di Jepang... sebagai petugas Cleaning Service. Keduanya adalah pecinta kebersihan, bahkan mendirikan sebuah klub “We are Clean”, disingkat WC. Presiden Direktur dari klub tersebut adalah... tak lain dan tak bukan adalah Gong Yoo. Hebat kan? Anggota klubnya hanya 3 orang, yakni seorang ibu-ibu 56 tahun, bernama Goo Hye Sun, seorang kakek-kakek 89 tahun yang hampir mati sakit jantung bernama Lee Min Hoo, dan seorang pemuda 26 tahun, si gendut bernama Kim Hyun Joong yang saat ini sangat menyukai komik berjudul “Aneyong” yang tokoh utamanya seorang gadis manis bernama Lee Hyori.

Gong Yoo ini okelah. Ga jelek-jelek amat. Tubuhnya kurus tapi agak berisi. Matanya besar tapi agak sipit. Dia programmer di suatu perusahaan komputer. Pekerjaan itu tak perlu berhubungan dengan manusia. Bersih.

Hari ini Gong Yoo merasa hidupnya berubah.

“Uuuugh... Bau sekali di sini. Dasar orang-orang jorok, mandi gak sih! Tenang, begitu sampai di kantorku takkan ada orang jorok lagi. Hanya aku sendiri!”, katanya.

Tiba-tiba, matanya menangkap seorang perempuan, dengan rambut coklat sepinggang, mata besar bulat, dan bibir yang tersenyum manis. Hati Gong Yoo berdebar-debar. Ia tidak menyangka, ia berhasil menemukan sesosok mahluk yang indah selama ini, selain kloset dan komputer. Gong Yoo jatuh cinta.

Di kantornya, Gong Yoo tak berhenti memikirkan gadis itu. Dia ingin menerjang keluar dari kantornya dan langsung menanyakan namanya. Tapi keluar kantor taruhannya nyawa. Pergi ke sarang kuman, debu, dan kotoran? Plis deehh!!!!

Dua jam Gong Yoo di kantor.

“Haruskah aku keluar..? Tidak!! Aku bisa mati kalau berada di sarang kuman itu lebih dari 15 menit!!”, pikirnya. Tapi, rasa cinta lebih besar dari rasa takutnya. Gong Yoo pun melangkah, dengan peralatan perang. Sabun anti kuman, sapu tangan steril, dan baju luar angkasa anti kuman.

Ketika ia berjalan, seorang karyawati melihatnya, dan................

“KYAAAAAAAAAAAA!!!!! Ada alien, maniak, orang mesum, dan lain-lain, dan sebagainya!!!”

“Tenang, tenang! Ini aku, Gong Yoo!”

“Gong… Yoo?”

Kemudian karyawati itu pun berbisik satu sama lain.

“Gong Yoo, orang aneh itu kan?”

“Gong Yoo yang tidak pernah mau keluar dari kantornya?”

“Yang selalu bilang kita jorok lah, ga mandi lah.”

“Sekarang dia mau ngapain ya sampai keluar dari kantornya segala?”

“Jangan-jangan dia mau bunuh kita karena dia udah ga tahan lagi.”

“Yang bener!!? Ih, seraaaam!!!”

“Hiiii!!! Jangan bunuh aku duluan! Dia aja!”, kata salah seorang karyawati.

Gong Yoo mengernyit. “Hah? Bunuh? Yang bener aja! Mana mau aku mengotori tanganku dengan darah kalian? Plis deh!!”

“Oh iya bener juga ya. Jadi kamu mau apa, Gong Yoo?”

“Ehem,” Buccha menarik napas dalam. "Aku pengen nanya nih, kamu tahu cewe cakep nan cantik, langsing, dan bersih lagi yang kerja di kantor kita juga?”

“Tau!”, jawab para karyawati itu.

“Siapa namanya??” tanya Gong Yoo berbunga-bunga.

“Ini!! yang lagi berdiri di hadapanmu!”, jawab para gadis itu sambil menunjuk diri mereka sendiri.

“EEEEIII!!! Jangan GR yah!!! Cewe itu bagaikan langit dan bumi sama kalian tau!!! Pokoknya kalian kalah total deh, ama mereka!!”

“Wah, kurang ajar!! Cari tau aja sendiri!! HMPH!!”

Para karyawati melangkah pergi.

“Waduuh. Kok pada sewot? Aah, pikiran orang jorok memang susah.”

Ketika Gong Yoo berjalan dengan lesu ke arah kantornya, tiba-tiba ia bertubrukan dengan seorang gadis.

“EEEEEYYAAAAAAHHH!!!! Tolong!! Aku sudah terkontaminasi! AAARGH!!! Aku harus segera mandi, keramas, dan seterusnya!”, teriak Gong Yoo.

“Aaa, maaf, Tuan! Apakah saya begitu berbahaya..?”, jawab gadis itu sedih.

"Enak aja! Kau pikir dengan minta maaf bisa... Hah?”, ketika Gong Yoo menatap gadis itu, tampaklah wajah yang tak asing lagi. Ya, itu adalah gadis yang ia sukai. “Ga.. Gawat.. Apa yang sudah kukatakan pada gadis pujaan hatiku? Tidak boleh begini! Aku harus mengalihkan pembicaraan!”, batin Gong Yoo.

“Ma.. maaf nona, aku yang salah. Kalau boleh biar kutraktir makan siang sebagai permintaan maaf?”

“Makan siang?” Gadis itu keheranan. Dari marah, Gong Yoo berubah 100%.

“Benar. Aku tahu sebuah restoran yang nggak laku. Pasti bersih karena tidak ada orang yang mau makan di sana.”

“Hahaha.. Kamu lucu yah!”

Gadis itu tertawa dengan manisnya.

Hati Gong Yoo berdegup kencang

“Aah”, dalam hati Gong Yoo berpikir. “Dia tertawa. Apakah ini pertanda baik?”

Baru saja Gong Yoo mau menanyakan nama gadis itu. Tiba-tiba saja...

“Yoon eun hye!” terdengar suara jantan seorang lelaki.

“Wah, Jung Il Woo!” kata gadis yang ternyata bernama Yoon eun hye itu.

Si Jung Il Woo itu tampak keren di dalam balutan jas hitam. Tubuhnya tegap dan wajahnya tampan. Jauh berbeda dengan Gong yoo.

“Ayolah, Yoon eun hye sayang, kita pergi makan siang di Hotel Lafayette.”

“Tolong yah, jangan panggil aku sayang. Memangnya kita pacaran?”

“Loh, tapi aku suka kamu. Kamu ga mungkin nolak aku dong?”

“Belum tentu!”

Kemudian kedua orang itu pun melangkah pergi, meninggalkan Gong Yoo yang hanya bisa menggigit jari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar