Kamis, 27 Mei 2010

Lelaki Fatamorgana (Sinopsis)

Lelaki Fatamorgana
Created By Sweety Qliquers
(Samarinda, Rabu <> 050510, 0411PM)



Lelaki Fatamorgana
Chapter 1 Clara
Chapter 2 Biarkan Waktu Menjadi Saksi
Chapter 3 Pantai Harapan
Chapter 4 Pesan Dari Alam Lain


Sinopsis

“Yang jadi harapan awal gue sebenarnya adalah ibu.”
“Ya, semenjak gue kecil, gue nggak pernah tau siapa sosok yang telah mengandung dan melahirkan gue. Yang gue tau, hanya bu Sudibyo-lah yang merawat gue sejak kecil sampai sebesar ini.”
“Awalnya gue pengen banget berharap untuk bisa kembali menjalin hubungan dengan mantan kekasih gue. Tapi setelah ketemu lu, harapan itu kabur.”
(Clara Valentina Pasha_Clara)

“Clara, memangnya kalau boleh tau apa yang jadi harapan lu, sampai lu nekad banget menjatuhkan diri di pantai ini?” tanya Arjuna.
“Ibu…??”
“Harapan lain?”
“Bersandarlah di pundakku jika dirimu butuh sandaran, curahkanlah keluh – kesahmu jika dirimu butuh diary untuk melepaskan pilar – pilar pilu yang singgah di asamu.”
(Arjuna Cakrabuana)



Tokoh Lelaki Fatamorgana
Clara Valentina Pasha (Clara)
Aku biasa di panggil Clara, aku tak punya siapa – siapa di dunia ini. Sejak kecil aku hidup di panti asuhan. Dan aku pun tak pernah tau siapa ayah dan ibuku. Sosok yang melahirkanku pun tak pernah ku tau siapa beliau.

Hidup di panti bersama anak – anak malang lainnya, bersama anak – anak yang senasib dengan ku, rasanya tidak asing lagi. Yach, walaupun kadangkala rasanya ingin berontak dan lari kenyataan ini, tapi itu mustahil.


Arjuna Cakrabuana (Arjuna)
Jika aku masih boleh menyampaikan harapan – harapan, aku ingin Pantai ini menjadi saksi atas perasaanku. Jika seandainya kita berada di dunia yang sama, aku ingin sekali mengatakan bahwa aku mencintaimu. Tapi harapanku karam, bersama kenyataan yang kini tak lagi jadi milikku.

Clara, maafkan aku yang mencintaimu. Dan maafkan aku yang telah membohongimu. Sejujurnya aku bukanlah Arjuna seperti yang kau kira. Waktu telah merengguk kehidupanku Ra, waktu telah memberiku alam lain sebagai tempatku mengarungi kehidupan yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar