Sabtu, 15 Mei 2010

Rokok (6)

Chapter 6
Teguran Big Boss


Dua bulan berlalu. Sakit hati Clara belum sembuh. Arjuna belum hilang dari hati dan benak. Satu batang tiap siang kian bertambah menjadi tiga sampai empat batang tiap pagi, siang, sore dan malam serta di setiap kesempatan yang ada. Total sehari bisa hampir satu bungkus.

Sepertinya batangan-batangan itu lebih cepat habis terhisap dibandingkan dulu. Pekerjaan pun sering terbengkelai karena waktu yang tercuri dan terbuang untuk pulang pergi kost untuk merokok pada jam kantor. Otak Clara lebih sering digunakan untuk mencari alasan dan cara agar ia bisa menikmati batang-batang rokoknya. Hingga suatu siang, Clara dipanggil oleh Pak Marvel.

"Clara, apa kamu ada masalah akhir-akhir ini?" Pak Marvel memandang dengan serius namun prihatin.

"Tidak, Pak." Clara menggeleng sambil mengaktifkan tampang lugu gadis desa tanpa dosa, berusaha meyakinkan pimpinannya itu. Segaris rasa bersalah menoreh hati Clara. Pak Marvel sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri. Baik, perhatian, sekaligus tegas dan sangat percaya padanya. Sempat tergelitik untuk menceritakan kebiasaan barunya itu, tapi urung dilakukannya.

"Terus terang, kinerjamu menurun akhir-akhir ini dan sangat mengganggu sekali." Pak Marvel menarik nafas berat terngiang teguran dari Big Boss karena laporan audit yang tidak akurat. "Hampir seluruh laporanmu salah dan terlambat! Banyak keluhan, sulit sekali mencari kamu dan sudah berapa kali rapat penting kamu tidak hadir!" Pak Marvel diam sejenak kemudian nadanya melembut. "Kalau ada masalah bilang saja. Siapa tahu Bapak bisa bantu mencarikan jalan keluarnya."

Clara tetap mematung. Kali ini ekspresi penuh sesal dan maaf yang terpampang di wajahnya.

Pak Marvel menghela nafas lagi, "Ada baiknya kamu cuti dulu, Clara. Toh jumlah cutimu juga masih banyak. Bapak harap apa pun yang kamu hadapi sekarang, dapat segera terselesaikan. Biar nanti Dita yang meng-handle pekerjaanmu sementara."

"Bu-bukan skorsing kan, Pak?" Clara ketar-ketir.

"Bukan," Pak Marvel menenangkan. "Bapak rasa kamu butuh refreshing sejenak. Siapkan form cutimu dan segera Bapak tandatangani."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar