Chapter 4
Kenyataan Pahit
Tiba di rumah Riana yang lumayan megah, Arjuna berkhayal, semoga rumah mama dan papa kandungnya, lebih megah lagi dari itu. Arjuna mulai nggak sabaran ingin meninggalkan dunianya yang kumuh. Dengan langkah tergesa, dia bergerak ke arah ruang tamu. Tapi saat berdiri di teras dan hendak memencet bel, aksinya tertahan. Dia mendengar suara ramai dari ruang tamu. Dia bisa mengenali suara Tasya, Nadila, dan Renata, teman sekolahnya yang boleh dibilang jatuh hati pada Arjuna. Sayang sekali, Arjuna bukan cowok yang gampangan. Jadi dibiarkan saja mereka memendam cinta.
Untung saja Arjuna nggak mudah jatuh cinta. Saat tangannya terulur kembali untuk memencet bel, tiba-tiba dia mendengar kalimat aneh dari dalam.
“Gimana reaksi Arjuna saat kamu pura-pura kenal dengannya?”
“Dasar cowok pengkhayal kelas tinggi. Dia percaya aja, kalo dirinya itu amnesia dan berasal dari keluarga kaya.”
“Kasihan ya! Emang cakep sih, tapi kalo sombong gitu. Nggak usah yeee!”
“Pasti dia udah termimpi-mimpi mau ketemu mama dan papa kandungnya. Padahal, habitatnya emang di situ. Komunitas orang pinggiran!”
“Mau terlahir sebagai anak konglomerat? Mimpi kali yeee! Kodok kok mau jadi pangeran!”
“Mana ada tuan putri yang mau cium kodok, kalau pun tahu kodok akan berubah jadi pangeran. Mending cari cowok tajir, daripada miskin tapi sombong, pengkhayal kelas tinggi!”
Tawa riuh kemudian. Arjuna melangkah meninggalkan teras rumah Riana dengan luka yang dalam. Terbayang wajah ayahnya yang marah karena dia nggak mau dianggap sebagai anaknya. Juga wajah ibunya yang merengek, melarangnya pergi, sambil bercerita jika dia benar-benar anak kandung. Masih cerita ibunya, Arjuna lahir tanpa pernah diduga kehadirannya. Setelah berpuluh tahun tak bisa hamil, bahkan tak pernah lagi berharap akan punya anak, Arjuna terlahir mengabulkan semua impian ayah dan ibunya.
Karena itu, ayah dan ibunya sangat menyayangi Arjuna. Penantian bertahun-tahun itu, juga hampir merenggut nyawa ibunya saat melahirkan Arjuna karena ibunya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkannya. Dan bagaimana mungkin ayah bisa punya wajah seperti Rico Tampaty, Adji Pangestu, atau bintang sinetron siapa pun, jika tiap hari harus menguras tenaga di atas sadel becaknya.
Mungkin juga karena Arjuna lahir setelah bertahun-tahun diimpikan, membuat Arjuna selalu punya mimpi indah. Mimpi untuk meninggalkan dunia yang sebenarnya. Tapi sangat tak masuk akal dia meninggalkan habitatnya, karena dia adalah seekor kodok. Bukan pangeran kodok!
Kenyataan Pahit
Tiba di rumah Riana yang lumayan megah, Arjuna berkhayal, semoga rumah mama dan papa kandungnya, lebih megah lagi dari itu. Arjuna mulai nggak sabaran ingin meninggalkan dunianya yang kumuh. Dengan langkah tergesa, dia bergerak ke arah ruang tamu. Tapi saat berdiri di teras dan hendak memencet bel, aksinya tertahan. Dia mendengar suara ramai dari ruang tamu. Dia bisa mengenali suara Tasya, Nadila, dan Renata, teman sekolahnya yang boleh dibilang jatuh hati pada Arjuna. Sayang sekali, Arjuna bukan cowok yang gampangan. Jadi dibiarkan saja mereka memendam cinta.
Untung saja Arjuna nggak mudah jatuh cinta. Saat tangannya terulur kembali untuk memencet bel, tiba-tiba dia mendengar kalimat aneh dari dalam.
“Gimana reaksi Arjuna saat kamu pura-pura kenal dengannya?”
“Dasar cowok pengkhayal kelas tinggi. Dia percaya aja, kalo dirinya itu amnesia dan berasal dari keluarga kaya.”
“Kasihan ya! Emang cakep sih, tapi kalo sombong gitu. Nggak usah yeee!”
“Pasti dia udah termimpi-mimpi mau ketemu mama dan papa kandungnya. Padahal, habitatnya emang di situ. Komunitas orang pinggiran!”
“Mau terlahir sebagai anak konglomerat? Mimpi kali yeee! Kodok kok mau jadi pangeran!”
“Mana ada tuan putri yang mau cium kodok, kalau pun tahu kodok akan berubah jadi pangeran. Mending cari cowok tajir, daripada miskin tapi sombong, pengkhayal kelas tinggi!”
Tawa riuh kemudian. Arjuna melangkah meninggalkan teras rumah Riana dengan luka yang dalam. Terbayang wajah ayahnya yang marah karena dia nggak mau dianggap sebagai anaknya. Juga wajah ibunya yang merengek, melarangnya pergi, sambil bercerita jika dia benar-benar anak kandung. Masih cerita ibunya, Arjuna lahir tanpa pernah diduga kehadirannya. Setelah berpuluh tahun tak bisa hamil, bahkan tak pernah lagi berharap akan punya anak, Arjuna terlahir mengabulkan semua impian ayah dan ibunya.
Karena itu, ayah dan ibunya sangat menyayangi Arjuna. Penantian bertahun-tahun itu, juga hampir merenggut nyawa ibunya saat melahirkan Arjuna karena ibunya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkannya. Dan bagaimana mungkin ayah bisa punya wajah seperti Rico Tampaty, Adji Pangestu, atau bintang sinetron siapa pun, jika tiap hari harus menguras tenaga di atas sadel becaknya.
Mungkin juga karena Arjuna lahir setelah bertahun-tahun diimpikan, membuat Arjuna selalu punya mimpi indah. Mimpi untuk meninggalkan dunia yang sebenarnya. Tapi sangat tak masuk akal dia meninggalkan habitatnya, karena dia adalah seekor kodok. Bukan pangeran kodok!
TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
www.mininovel-lovers86.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar