Sabtu, 15 Mei 2010

Rokok (1)

Chapter 1
Arjuna & Gita


Clara memandang benda lintingan putih langsing di ujung jari-jari kanannya. Sudah dua tahun ia tak membakar dan menghisapnya dalam-dalam. Musik berdentum semakin keras. Iramanya tak terelakan, bagaikan magnet yang menariknya bergerak mengikuti hentakan lagu, seumpama remote control yang sengaja dipencet tombol-tombolnya oleh DJ sehingga ia otomatis bergoyang selaras bunyi. Gelas kedua cocktail-nya hampir kosong. Gelas ketiga akan segera datang kali ini bernama illusion.

Sahabat-sahabatnya, Melati, Chacha, dan Helen masih sibuk di lantai dansa. Seharusnya Arjuna juga ikut malam ini. Berbagai rasa bak teraduk rata, terlumat halus di hati Clara hingga sulit diurai.

Clara masih memandang rokok itu. Keluaran baru. Futuristik. Bungkusnya saja mirip tempat lipstik. Hisap, jangan, hisap, jangan. Tak ada kancing yang dapat dihitung. Tapi kejadian tadi siang benar-benar membuatnya marah dan rasa panas itu masih memenuhi ubun-ubunnya hingga saat ini. Gambaran betapa paniknya Arjuna saat handphone-nya berdering saat mereka bersama di mobil dalam perjalanan pulang setelah makan siang, kembali terulang di benak Clara.

"Kok nggak dijawab, Jun?" tanya Clara setelah hampir tiga menit handphone Arjuna berdering terus.

"Nnngg... nggak...." Arjuna tampak bingung dan serba salah.

"Lho, kenapa?" Mata Clara mencari jawaban, "Memang, siapa sih yang telepon?"

"Nngg... bukan siapa-siapa...." Arjuna memalingkan wajah.

"Kalau bukan siapa-siapa kenapa nggak dijawab?" Clara memandang lurus ke depan. Perlahan rasa curiga merayapi hatinya. Tak lama kemudian SMS masuk bertubi-tubi. Arjuna membacanya dan bertambah gelisah.

"Ada apa sih, Jun?" Clara penasaran. "Dari Mamamu? Penting banget?" Tak ada jawaban, Clara meneruskan, "Kamu harus segera pulang? Kalau ya, aku naik taksi saja dari sini, nggak apa-apa kok."

Setelah menepikan mobilnya dan menarik nafas dalam-dalam, Arjuna menjelaskan bahwa yang menelepon itu adalah Gita, salah satu teman SMA mereka dan kini adalah juga kekasih Arjuna. Clara tersentak antara sedih dan marah Tak sanggup pacaran jarak jauh menjadi alasan utama. Selama ini ia telah dibohongi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar