Sabtu, 15 Mei 2010

Rokok (4)

Chapter 4
Surga Dunia


"Shit!" rutuk Clara dalam hati ketika data-datanya belum selesai sedangkan dead-line sudah di depan mata. "I do need to smoke...."

Tapi tak mungkin merokok di area kantor dan pabrik. Selain berbahaya untuk mesin, para karyawan lainnya bisa pingsan melihat ia menyulut rokok. Tak ada jalan lain, ia harus pulang ke kost.

"Maaf Pak Marvel, saya harus pulang sebentar, ada data yang perlu saya ambil dari komputer di tempat kost," Clara berdalih.

Anggukan setuju dari Pak Marvel. Segera Clara meluncur dengan mobil ke rumah kost yang hanya berjarak tiga kilometer dari kantor. Ia bersyukur kota ini bebas macet.

Siang hari rumah kost yang ia tempati sepi, belum ada yang pulang. Perlahan ia membuka pintu gembok gerbang dan pintu depan. Semua penghuni rumah kost tersebut memiliki kunci akses masuk. Aman,. pikir Clara. Bik Inah sedang tidur siang.

Ia mengendap-endap masuk ke kamar mandi samping sebelah kamarnya. Rokok, pemantik, kertas sebagai asbak, pengharum ruangan semprot beraroma mint pun sudah siap. Tak ketinggalan sebuah majalah untuk menghalau asap keluar jendela.

Setelah mengelap kering tutup closet, Clara duduk dan menyulut rokoknya. Dihisapnya dalam-dalam. Aroma tembakau pekat bercampur menthol manis terasa di lidah dan udara hangat memasuki kerongkongannya. Setelah ditahan beberapa saat, ia menghembuskan asap putih keabuan melalui mulutnya. Disusul hembusan berikutnya, dan selanjutnya. Rasanya bak surga dunia.

Setelah habis satu batang, Clara sibuk mengipas-ngipaskan majalah, dan menyemprotkan pengaharum ruangan dalam kamar mandi itu. Puntung rokok bersama abunya terlipat rapi di kertas berlapis. Ia keluar dan masih menyemprotkan pengharum di luar area kamar mandi. Lalu ia memakai parfum di baju dan rambutnya. Sambil memasukkan lipatan kertas isi puntung ke dalam plastik, Clara menepuk dahinya.

"Ya, ampun!" bisiknya. "Sikat gigi dulu, dong! Gawat kan kalau bau rokok."

Maka bergegaslah ia menggosok gigi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar