Sabtu, 15 Mei 2010

Kisah Cinta Yang Tak Berjudul (2)

Chapter 2
Pertunangan Kirana

Kamu selalu memanggilku, 'Cui'. Sebuah nama yang lahir hasil olah plesetan kamu dari kata 'coy' – bahasa gaul yang pernah kamu karibi. Aku senang. Sebuah nama kesayangan darimu untukku, dan hanya kamulah yang satu-satunya memanggilku seperti itu!

Sedari dulu aku memang ingin punya nama kesayangan, sebuah panggilan yang lebih karib ketimbang mendengar nama asliku yang telah melanglang buana di gendang telingaku semenjak aku lahir. Aku bosan dipanggil dengan nama asli, dan hanya kamulah yang mengerti dengan keinginan hatiku.

Kamu tahu, betapa berartinya nama itu bagiku. Sebuah nama yang terangkai dari tiga huruf saja namun ia merupakan sebutan yang paling sempurna di dunia, yang dapat merekatkan dua hati. Hatiku dan hatimu, Kirana!

Nama itu sangat berarti untukku, karena nama itulah pula aku dapat meresapi arti senang dan susah. Sedih dan gembira. Tawa dan tangis.

Aku tahu, aku mempunyai arti khusus di sudut hatimu. Seperti kala itu, saat kamu senantiasa menyertakan nama kesayanganku pada setiap momen kehidupanmu. Saat kamu curhat, sms, dan....

I love you, Cui!

Tapi, setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Bukankah begitu, Kirana? Sama seperti ketika kamu mengabariku kabar yang paling buruk sedunia!

21 Januari 2018
22.45
Aku mau tunangan sama Marvel, tanggal 14 Februari. Tepat valentine. Kamu datang ya, Cui!

Kirana, harusnya aku mampu mengartikan kebersamaan kita selama ini saat menyadari ada satu nama yang telah akrab dalam hari-harimu: Marvel! Mestinya aku tahu dan sadar akan hal itu: hari-hari yang selalu kurindukan nan indah ini akan tercabut dari hadapan kita!

Pesan pendek sms-mu membuat duniaku berputar. Lama aku terpaku menatap tulisan di layar handphone, bingung kata-kata apa yang harus aku tulis untuk membalas.

Sungguh, kupatahkan semangat dimana seharusnya kamu merajut awal indah bersama Marvel saat kuputuskan untuk tidak hadir pada hari pertunanganmu! Bukan karena aku tidak ingin melihat kamu bahagia, tapi karena aku tahu: aku tidak akan sanggup berdiri tegar di hadapanmu saat itu.

Ragu, aku mulai mengetik huruf demi huruf.

26 Januari 2018
23.30
Insya Allah, ya? Kalau bisa datang, aku pasti datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar