Chapter 1
Dunia Liby
Dunia Liby
Aku senang kamu ada di sini. Kamu selalu menemaniku di saat aku senang maupun sedih. Aku tahu kamu akan selalu menepati janjimu. Dulu kamu pernah berjanji padaku kalau kamu tidak akan pernah meninggalkanku selamanya dan kamu menepati janjimu itu.
Hanya kamulah yang dapat memahami aku. Tidak seperti mereka yang selalu memusuhiku, memandang sinis padaku dan menganggap aku aneh. Mereka tidak pernah membiarkanku untuk bahagia. Teman-temanku, kakakku, bahkan mamaku pun ikut memusuhiku.
Hanya kamu yang baik padaku, hanya kamu yang mengerti aku, hanya kamu yang dapat ku ajak bicara, hanya kamu yang dapat membuatku tertawa. Hanya kamu yang mau mendengar segala keluh kesahku. Hanya kamu….
Aku sungguh tak memahami mereka. Mengapa mereka begitu membencimu. Mereka selalu menghalangiku untuk dapat bertemu denganmu. Mereka bilang aku tidak bisa menemuimu, aku tidak boleh menemuimu. Padahal sudah berkali-kali kukatakan pada mereka kalau kamu itu orang baik, tidak pernah menyakitiku dan aku percaya kamu tidak akan menyakitiku. Tapi mereka tidak pernah mau mendengar dan mengerti perasaanku.
Pernah suatu kali mama dan kakakku mengurungku di kamar agar tidak dapat dapat menemuimu. Saat itu aku sangat marah dan membanting semua barang yang ada di kamar. Namun mama tetap tidak membukakan pintu kamar. Mulai saat itulah aku membenci mereka. Mereka mengurungku sendirian di kamar. Tetapi aku tahu kamu tidak akan pernah membiarkanku sendirian. Saat itu kamu datang padaku dan menemaniku.
Semenjak kejadian itu dengan cara sembunyi-sembunyi aku baru dapat bertemu denganmu. Aku pura-pura telah melupakanmu padahal sama sekali tidak. Aku tahu kamu pasti dapat memahami sikapku. Terkadang aku pura-pura tidak mengenalimu. Terkadang pula aku pura-pura tidak melihatmu. Tapi percayalah, itu semua hanya pura-pura. Aku akan terus dan terus mencintaimu. Aku berbuat seperti itu hanya agar mereka tidak terus mencoba memisahkan kamu dan aku. Kamu mengerti kan?
Ah, gawat. Itu Mama! Dia datang ke sini. Kamu cepat-cepatlah sembunyi! Aku tidak ingin mama melihatmu ada di sini.
“Liby, sedang apa kamu? Sepertinya sedang senang ya? Soalnya Mama lihat dari tadi kamu senyum-senyum terus.” Tanya Mama padaku.
“Ah tidak. Aku hanya teringat hal yang lucu.” Jawabku berbohong.
“Oh gitu. Ya sudah, ini obatmu, jangan lupa diminum ya! Mama mau ke dapur dulu menyiapkan makan malam.”
“Iya Ma.” Jawabku singkat.
Dan Mama pun akhirnya pergi, meninggalkanku sendirian di sini, eh tidak, tapi berdua denganmu. Hi..hi.. aku senang dapat menipu mama. Mama selalu menyuruhku minum obat, kata mama itu vitamin agar aku selalu sehat. Tapi aku kan baik-baik saja. Aku pikir aku tidak perlu minum vitamin itu. Aku ini tidak sakit jadi tidak perlu minum obat. Iya kan?
Hanya kamulah yang dapat memahami aku. Tidak seperti mereka yang selalu memusuhiku, memandang sinis padaku dan menganggap aku aneh. Mereka tidak pernah membiarkanku untuk bahagia. Teman-temanku, kakakku, bahkan mamaku pun ikut memusuhiku.
Hanya kamu yang baik padaku, hanya kamu yang mengerti aku, hanya kamu yang dapat ku ajak bicara, hanya kamu yang dapat membuatku tertawa. Hanya kamu yang mau mendengar segala keluh kesahku. Hanya kamu….
Aku sungguh tak memahami mereka. Mengapa mereka begitu membencimu. Mereka selalu menghalangiku untuk dapat bertemu denganmu. Mereka bilang aku tidak bisa menemuimu, aku tidak boleh menemuimu. Padahal sudah berkali-kali kukatakan pada mereka kalau kamu itu orang baik, tidak pernah menyakitiku dan aku percaya kamu tidak akan menyakitiku. Tapi mereka tidak pernah mau mendengar dan mengerti perasaanku.
Pernah suatu kali mama dan kakakku mengurungku di kamar agar tidak dapat dapat menemuimu. Saat itu aku sangat marah dan membanting semua barang yang ada di kamar. Namun mama tetap tidak membukakan pintu kamar. Mulai saat itulah aku membenci mereka. Mereka mengurungku sendirian di kamar. Tetapi aku tahu kamu tidak akan pernah membiarkanku sendirian. Saat itu kamu datang padaku dan menemaniku.
Semenjak kejadian itu dengan cara sembunyi-sembunyi aku baru dapat bertemu denganmu. Aku pura-pura telah melupakanmu padahal sama sekali tidak. Aku tahu kamu pasti dapat memahami sikapku. Terkadang aku pura-pura tidak mengenalimu. Terkadang pula aku pura-pura tidak melihatmu. Tapi percayalah, itu semua hanya pura-pura. Aku akan terus dan terus mencintaimu. Aku berbuat seperti itu hanya agar mereka tidak terus mencoba memisahkan kamu dan aku. Kamu mengerti kan?
Ah, gawat. Itu Mama! Dia datang ke sini. Kamu cepat-cepatlah sembunyi! Aku tidak ingin mama melihatmu ada di sini.
“Liby, sedang apa kamu? Sepertinya sedang senang ya? Soalnya Mama lihat dari tadi kamu senyum-senyum terus.” Tanya Mama padaku.
“Ah tidak. Aku hanya teringat hal yang lucu.” Jawabku berbohong.
“Oh gitu. Ya sudah, ini obatmu, jangan lupa diminum ya! Mama mau ke dapur dulu menyiapkan makan malam.”
“Iya Ma.” Jawabku singkat.
Dan Mama pun akhirnya pergi, meninggalkanku sendirian di sini, eh tidak, tapi berdua denganmu. Hi..hi.. aku senang dapat menipu mama. Mama selalu menyuruhku minum obat, kata mama itu vitamin agar aku selalu sehat. Tapi aku kan baik-baik saja. Aku pikir aku tidak perlu minum vitamin itu. Aku ini tidak sakit jadi tidak perlu minum obat. Iya kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar