Sabtu, 13 Maret 2010

Lagu Cinta Buat Tasya (3)

Chapter 3
Ide Dari Beby


Beby lagi celingukan di beranda depan rumahnya, saat Virgo mencolek pundaknya. Adik kandungnya itu cuek bebek. Bibirnya dimaju-majuin, biar jadi mirip sama bebek.

“Beby….!!!“ Virgo memperdengarkan suara geledeknya di telinga Beby. Membuat Beby melonjak kegirangan. Saking girangnya, dia mengambil sapu lidi buat dilemparkan ke jidat kakak nya itu.

“Ampun! Ampun! Gue menyerah kalah!” Kalau aja Virgo nggak segera mengibarkan bendera putih, mungkin bakal terjadi pembantaian sadis di tempat itu.

“Makanya jangan iseng!” Beby mengembalikan sapu lidi pada tempatnya semula.

“Siapa yang iseng… elo aja yang cuek bebek sama gue.”

“Bang Virgo tau nggak?!” Ucap Beby sambil tolak pinggang. “Ada pepatah barat yang mengatakan, lebih baik menghadapi seribu orang yang lagi marah, dari pada harus menghadapi satu orang yang lagi kelaparan!”

“Apa hubungannya?”

“Gue lagi lapar tau! Mama mana sih?!”

“Yah, bilang donk dari tadi!”

“Emangnya Bang Virgo tau kemana Mama pergi?”

“Kalau cuma lapar nggak perlu nunggu Mama datang.”

“Terus, nunggu apaan?”

“Tuh!” jari telunjuk Virgo mengarah pada gerobak bakso yang mangkal di dekat rumahnya.

“Bang Virgo mau beliin? Gue lagi nggak ada duit sama sekali, neh!”

“Pesan aja!”

“Cihuuuyyy!”

“Sekalian gue pesanin, ya!”

“Sip!”

Tidak berapa lama kemudian, Beby sudah kembali lagi bersama 2 mangkok bakso. Dia memberikan yang semangkok pada Virgo. Lalu keduanya segera membantai bakso-bakso yang berenang di dalam mangkok itu.

“Beb, elo tau nggak kesukaan Tasya?” Beby menghentikan aktifitas pembantaiannya.

“Oo….jadi karena itu…”

Virgo hanya manggut-manggut. Beby memang sekelas dengan Tasya. Bukan Cuma sekelas ,tapi juga semeja! Makanya, Virgo merasa perlu memperalat gadis itu untuk membocorkan kegemaran cewe’ imut itu.

“Tau nggak?”

“Of course donk!”

“Apa?”

“Ngobat.”

“Hah ???” Virgo sampai tersedak mendengar keterangan Beby itu, “Sumpe loe ?”

“He he he…. Just kidding, bro.”

“Ah, gue kira benrran…..”

“Mang kenapa sih, Bang Virgo pake tanya-tanya segala?”

“Gue mau beliin kado ultah buat dia.”

“Nah, ketahuan, ya! Bang Virgo naksir sama Tasya?” Virgo Cuma cengar-cengir sambil garuk-garuk kepala. Wajah kepiting rebusnya udah menjawab pertanyaan Beby barusan.

“Tasya itu paling suka dengar musik, Bang.” jawab Beby ,”Jadi kado yang cocok buat dia …”

“Kaset!” sambar Virgo cepat sebelum Beby menuntaskan kalimatnya.

“Ah, norak Bang! Cupu alias kuno!”

“Emangnya elo ade ide yang lebih OK?” Virgo meletakan mangkok baksonya yang sudah tak tersisa.

“Kalau saran gue nich, Bang Virgo jangan ngsih dia kaset,tapi lagu!”

“Maksudnya?” Tanya Virgo, sambil tanganya yang masih mengenggam garpu, bergerilia ke mangkok bakso Beby. Sebutir bakso gagal dia makan, karena sendok Beby lebih dulu mendarat di jidadnya.

“Bang Virgo kan jago main gitar, terus suara Bang Virgo juga masih jauh lebih merdu dari pada ayam tetangga. Nah, Bang Virgo buatin lagu aja buat Tasya. Nyanyiin deh pas acara ultahnya langsung di depan Tasya! Dijamin Tasya bakalan suka deh!”

“Ugh….” Virgo mencubit kedua pipi Beby yang mirip bakpau. “Gue nggak rugi punya elo!”

“Ihhh…!! Beby menepis tangan kakaknya itu, “Apa-apaan sih! Sakit tau!”

“Thank’s ya, Beb !”

“Eh, mau kemana Bang?”

“Bikin lagu cinta buat Tasya!”

“Baksonya siapa yang bayar neh?”

Virgo mengangkat bahu.

“Lho, tadi kan Bag Virgo ….”

“Gue kan Cuma nyuruh pesan aja. Nggak mau beliin.”

“Hhah?!?” Bola mata Beby membulat, sebulat bakso yang dimakannya. Alarm tanda bahaya dikepala Virgo berbunyi. Cepat-cepat dia angkat kaki, sebelum mangkok bakso di tangan Beby berpindah ke kepalanya.

“Cabuuuuutttttzzzzz….!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar