Senin, 01 Maret 2010

Luka (2-End)

Chapter 2
Kebodohan Mitha


Esoknya kuhampiri Mitha lagi. Tapi ada apa ini? Begitu banyak orang. Semua panik, semua menangis, semua menjerit. Aku bergegas, berlari, menaiki tangga, menerobos kerumununan orang.

Ku berdiri di depan pintu kamarnya. Terpaku, mematung, tak dapat bergerak, tak percaya dengan yang kulihat. Dia ada di sana. Tergeletak. Tangan kanannya memegang pisau, tangan kirinya berlumuran darah.

Kupaksa kakiku tuk melangkah. Perlahan mendekatinya. Semakin dekat. Ku menunduk. Memeriksa denyut nadinya, memeriksa detak jatungnya, memeriksa nafas yang keluar dari hidungnya. Semua nihil. Semua gagal. Tak ada harapan. Semua sudah terlambat. Dia telah pergi. Dia sengaja pergi. Meniggalkan semuanya, meninggalkan orang-orang yang mencintainya, meninggalkan … aku.

Kulihat tangan kirinya menggenggam secarik kertas. Kertas yang berlumuran darah. Ku mengambilnya, membukanya, membacanya.

Dear Bagas,
My Best Friend…

Mungkin kau tidak bisa memaafkan aku
Yang memilih untuk mati sekarang
sama seperti aku
Yang tidak bisa memaafkan diriku sendiri
Jika aku terus hidup

Dia…
Semasa hidupnya tak pernah merasa bahagia
Dia selalu sendiri
Yang dia miliki hanya aku

jadi, izinkanlah aku untuk menemaninya
Walau untuk itu aku harus menerima hukumannya

Gita,
Sahabat yang tak berguna…




TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
www.rainlovers86.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar