Chapter 10
Bahagia itu Pergi Lagi
Ya Tuhan, aku benar-benar tidak mengerti apa maksud semua ini. Mengapa Kau mempermainkan aku Ya Tuhan. Apa maksud dari kejadian ini. Ibuku pingsan, ayahku dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung, para undangan yang datang berhamburan tak karuan, mungkin mereka sedih melihatku terdiam terpaku tanpa tangis meratapi nasibku, dan kulihat di ujung sana seseorang memandangku dengan culas, entahlah mengapa kau bersikap seperti itu kepadaku, Tania.
Alvin, calon suamiku meninggal dunia. Kecelakaan merenggut nyawanya. Sebuah truk yang melaju kencang menabrak mobil pengantin yang ditumpangi Alvin. Berbagai cara dilakukan, namun Alvin tidak bisa diselamatkan, sedangkan supir truk melarikan diri entah ke mana.
Acara pernikahan yang penuh dengan canda tawa berubah menjadi upacara kematian yang penuh dengan tangis air mata…
Diam….
Itu yang aku lakukan…
Menangis????? Percuma
Mending Tertawa…..
Menertawakan diriku….
Iya, hari ini aku bahagia….
Karena tidak jadi menikah… dengan orang yang tidak aku cintai….
Aku bahagia…
Aku bersuka cita di tengah derai air mata
Buat apa menangis……
Sesungguhnya aku tertawa dalam tangisan
Dan bersuka cita dalam duka
Mungkin aku sudah ditakdirkan seperti ini oleh-Nya
jadi buat apa aku berduka
Duka yang tiada habisnya……
Bahagia itu Pergi Lagi
Ya Tuhan, aku benar-benar tidak mengerti apa maksud semua ini. Mengapa Kau mempermainkan aku Ya Tuhan. Apa maksud dari kejadian ini. Ibuku pingsan, ayahku dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung, para undangan yang datang berhamburan tak karuan, mungkin mereka sedih melihatku terdiam terpaku tanpa tangis meratapi nasibku, dan kulihat di ujung sana seseorang memandangku dengan culas, entahlah mengapa kau bersikap seperti itu kepadaku, Tania.
Alvin, calon suamiku meninggal dunia. Kecelakaan merenggut nyawanya. Sebuah truk yang melaju kencang menabrak mobil pengantin yang ditumpangi Alvin. Berbagai cara dilakukan, namun Alvin tidak bisa diselamatkan, sedangkan supir truk melarikan diri entah ke mana.
Acara pernikahan yang penuh dengan canda tawa berubah menjadi upacara kematian yang penuh dengan tangis air mata…
Diam….
Itu yang aku lakukan…
Menangis????? Percuma
Mending Tertawa…..
Menertawakan diriku….
Iya, hari ini aku bahagia….
Karena tidak jadi menikah… dengan orang yang tidak aku cintai….
Aku bahagia…
Aku bersuka cita di tengah derai air mata
Buat apa menangis……
Sesungguhnya aku tertawa dalam tangisan
Dan bersuka cita dalam duka
Mungkin aku sudah ditakdirkan seperti ini oleh-Nya
jadi buat apa aku berduka
Duka yang tiada habisnya……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar