Senin, 01 Maret 2010

Kupu-Kupu Malam (2-End)

Chapter 2
Penyesalan

Malam kini tiba kembali, Ayu telah tidur dan siap untuk ditinggalkan sendiri. Riri sudah bersiap-siap dengan dandanan yang sama sekali tidak mencolok, mungkin supaya orang tidak tahu apa yang menjadi pekerjaanya selama ini.

“Mau kemana Mbak Riri malam-malam begini” Tanya tetangganya sambil mencibirkan bibir. Semua tetangga sudah tahu apa pekerjaan Riri, walaupun beribu gunjingan terlontar dari mulut ke mulut tetangganya tapi ia hanya bisa diam dan menahan perasaan pahit ini.

“Ini mau ke luar sebentar…” jawab Riri sambil menunjuk arah kedepan. Sebenarnya tak perlu dijawab juga tetangganya sudah pada tahu.

Entah sampai kapan Riri bisa menahan Hidup ini, apa sampai ajalnya datang ia akan terus menjadi manusia kotor, menjadi manusia yang terhina dan menjadi bahan gunjinggan tetangganya. Ingin ia pergi jauh dari kehidupannya sekarang, tapi apa? Ia sama sekali tidak bisa. Bukan Riri tidak mencoba tapi memang kebutuhan hidup sekarang inilah yang menuntutnya.

“Minggir Pak!” Riri menghentikan angkot yang dinaikinya petanda ia telah sampai di depan warung biru. Ia merogoh tas mengeuarkan uang untuk membayar supir Angkot itu.

“Sepi.” guman Riri dalam hati. Yang tampak di matanya saat ini hanyalah segelintir orang saja, apa mungkin yang lain masih trauma dengan kejadian semalam atau bahkan mereka semua terjaring oleh polisi. Riri melangkah memasuki warung biru.

“Mana yang lain?” Tanya Riri pada seseorang yang duduk di bangku panjang warung sederhana itu.

“Sebentar lagi juga datang.” jawabnya singkat sambil menikmati minuman yang ada di depannya itu. Riri melangkah menuju kamar ganti, ia kini berbeda jauh dengan sebelumnya, bibirnya kini merah bara, bajunya kini lebih terbuka dan ia memegang rokok. Ia bukan lagi seorang Riri, Riri yang lembut kini tak tampak lagi. Ia duduk nimbrung bersama laki-laki hidung belang dan memancing mereka agar dapat melakukan apa yang diinginkan.

“Mama..” sapa gadis manis yang kini ada di sampingnya, Riri tidak menyadari kedatangan putrinya.

“Ayu… kamu ngapain ke sini?” Riri menyeret tangan ayu keluar ruangan sedang Ayu hanya diam saja.

“Ayu pengen mama pulang!” Kata Ayu ketakutan, mungkin ia takut kalau mamanya marah.

“Yu… dengaerin Mama sayang, ini semua untuk kamu.” Seru Riri gemetar.

“Mama nggak mau kamu seperti Mama, karena itu Mama harus penuhi kebutuhan kamu sayang, kamu harus sekolah supaya kamu pintar dan tidak seperti Mama.” Kata Riri melemah dan tampaknya ia meneteskan air mata.

“Maafin Ayu Ma. Tapi Ayu nggak mau Mama seperti ini, Ayu mau Mama kerja halal. Ayu kesepian Ma, Ayu nggak punya teman. Nggak ada yang mau berteman dengan Ayu dan Mama juga selalu ninggalin Ayu, Ayu pengen seperti teman-teman Ayu Ma. Mereka punya Mama, Papa, dan teman-teman yang banyak Ma.” Kata Ayu menaggis. Riri tak kuasa menahan ungkapan kepedihan hati anaknya, selama ini ia fikir ia bisa memberikan yang terbaik bagi anaknya dengan uang ternyata ia salah uang tidak bisa membeli segalanya dan kini hati Ayu telah perih dibuat oleh Mamanya sendiri. Tubuh kecil itu Riri rangkul erat sekali, layaknya seorang Ibu yang sangat menyayangi anaknya.

“Iya sayang, Mama janji Mama tidak akan seperti ini lagi.” Kata Riri pada anaknya.

“Mama sungguh-sungguh?” Tanya Ayu sedang Riri mengganggukkan kepalanya, senyum tangis itu kini semakin mengharukan.




TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
www.rainlovers86.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar