Chapter 2
Mengintrogasi Aurel
“Rel, kamu punya cowok kok nggak bilang-bilang sih?” tanya Dara besoknya.
Aurel terkejut mendengar protes Dara.
“Cowok? Cowok apaan? Aku nggak punya cowok, kok,” Aurel mengelak.
“Ee… terus yang jalan sama kamu kemarin lusa siapa, hayo?” kejar Dara.
“Kemarin lusa? Kamu lihat aku?”
Aurel malah balik nanya dengan nada takut.
“Nggak sih, tapi temenku ada yang liat. Siapa sih Rel?” tanya Dara lagi.
Aurel bernafas lega.
“Ehm… dia itu temen SMP-ku. Kemarin kita ketemu di Beemart. Trus kita ngobrol. Ya udah itu aja,” cerita Aurel.
Dara manggut-manggut.
“Kenapa nggak dijadiin cowok aja, Rel? Kan kamu lagi jomblo,” saran Dara, tapi Aurel menggeleng.
“Dia udah punya cewek,” jawabnya kelu.
Mengintrogasi Aurel
“Rel, kamu punya cowok kok nggak bilang-bilang sih?” tanya Dara besoknya.
Aurel terkejut mendengar protes Dara.
“Cowok? Cowok apaan? Aku nggak punya cowok, kok,” Aurel mengelak.
“Ee… terus yang jalan sama kamu kemarin lusa siapa, hayo?” kejar Dara.
“Kemarin lusa? Kamu lihat aku?”
Aurel malah balik nanya dengan nada takut.
“Nggak sih, tapi temenku ada yang liat. Siapa sih Rel?” tanya Dara lagi.
Aurel bernafas lega.
“Ehm… dia itu temen SMP-ku. Kemarin kita ketemu di Beemart. Trus kita ngobrol. Ya udah itu aja,” cerita Aurel.
Dara manggut-manggut.
“Kenapa nggak dijadiin cowok aja, Rel? Kan kamu lagi jomblo,” saran Dara, tapi Aurel menggeleng.
“Dia udah punya cewek,” jawabnya kelu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar