Kamis, 22 April 2010

Yang Perlahan Bersemi (Sinopsis)

Yang Perlahan Bersemi
Created By Sweety Qliquers
(Samarinda, Selasa <> 230310, 0320PM)



Yang Perlahan Bersemi
Chapter 1 Kartu Ucapan Bima
Chapter 2 Surat Dari Nayshila
Chapter 3 Pengakuan Aurel
Chapter 4 Lamunan Bima
Chapter 5 Akhir Bahagia


Sinopsis

“Bim, aku ingin kejujuranmu. Berterus teranglah bila memang kamu yang mengirim kartu itu. Aku tidak akan marah kok. Justru sebaliknya aku malah senang karena ada yang mengingat hari ulang tahunku.
(Nayshila Jelita_Nay)

“Aku ingin minta maaf pada Nayshila karena kata-kataku dulu,”
“Aku … aku ingin kamu yang menyampaikan maafku padanya, Rel.”
“Aku benar-benar menyesal,”
“Apakah Nayshila marah padaku? Dia pasti sangat membenciku,”
(Bima Adipati_Bima)

“Kupikir sikap Bima yang dingin dan angkuh akan sirna, bila berhadapan denganmu. Tapi nyatanya …Hh, aku memang bodoh Nay,”
“Aku terlalu ceroboh sehingga tidak memikirkan apa yang akan terjadi. Aku tidak menyangka kalau Bima … “
(Aurelia Cempaka_Aurel)


Jika ada orang mencintai kita tetapi kita tidak suka padanya. Bagaimana sikap kita? Apakah kita jadi benci padanya? Sebaiknya, jangan terlalu benci pada orang yang tidak kita suka, sebab BENCI bisa menjadi BENAR-BENAR CINTA.


Nayshila menerima sebuah kartu ucapan ultah dari Bima, tetapi ketika dia mengucapkan terima kasih kepada cowok itu, Bima mengatakan bahwa dia tidak pernah mengirimkan kartu itu. Ketika dia curhat soal ini pada Keyla, kakaknya, dia malah disarankan untuk menulis surat pada Bima agar menanyakannya sekali lagi. Tetapi Bima tidak mau mengakuinya. Lalu, siapakah sebenarnya pengirim kartu ultah itu? Apakah Bima ? Atau… ada orang lain?


Karakter Tokoh Yang Perlahan Bersemi
Nayshila Jelita (Nay)
Nayshila Jelita (Nay) memang penasaran sekali, Karena nama yang tertera di kartu ucapan itu … Bima. Ah, mengapa harus dia? Mengapa tidak memakai nama lain? Sepertinya pengirim gelap itu tahu apa yang selama ini mengusik hati Nayshila Jelita (Nay). Tapi, bukankah rahasia itu hanya dia dan Tuhan yang tahu? Bukankah dia tidak pernah mengatakannya pada orang lain. Atau, memang Bima yang mengirim kartu itu tapi tidak mau mengakuinya karena malu. Uh, kalau benar demikikan … alangkah pengecutnya Bima.

Padahal, seandainya Bima mau mengaku, Nayshila pasti tidak akan marah. Tapi, rasanya bukan Bima. Bima terlalu angkuh untuk mengirimi seorang gadis sebuah kartu ulang tahun. Ya, ya pasti ada orang lain yang telah sengaja menulis nama Bima untuk menyembunyikan identitasnya. Hhh, Nayshila Jelita (Nay) tidak mengerti apa maksud orang itu?

Bima Adipati (Bima)
Tapi, dasar Bima! Dia terlalu angkuh. Dingin dan tak peduli terhadap mahluk yang bernama cewek. Bahkan, terhadap teman sejenisnya pun dia jarang bergaul. Entah mengapa, dia lebih suka menyendiri. Tidak seperti cowok-cowok lain yang suka bergerombol di kantin sambil melahap mie ayam, dan sesekali terbahak karena mendengar lelucon lucu. Dia juga tidak suka memamerkan kekayaan papanya yang pengusaha sukses. Padahal, di SMA tempatnya bersekolah masing-masing siswa saling adu kekayaan meskipun tidak terang-terangan.



Dan, yang membuat Bima lain dari yang lain ialah… Dia tidak pernah memedulikan teman-teman putrinya. Jadi, tidak heran bila anak-anak putri di sekolahnya enggan mengajak Bima bercakap-cakap. Meski, pada mulanya ada juga satu dua yang menunjukkan keinginan untuk bersahabat dengan Bima. Tetapi, satu persatu mereka mundur melihat sikap Bima yang sedingin salju kutub. Maka, adalah sesuatu yang langka bila pagi ini Bima disapa seorang gadis.


Aurelia Cempaka (Aurel)
Aurel pernah membaca diary Nayshila yang tergeletak di atas meja belajar mereka berdua. Kebetulan sekali, ia membaca halaman yang berisi rahasia hati Nayshila. Di situ Nayshila menulis tentang perasaannya pada Bima, tentang keingian Nayshilamengungkapkan isi hatinya pada Bima. Tetapi, Nayshila bilang hal itu tidak mungkin karena kodratnya sebagai seorang wanita melarangnya. Semua perasaan Nayshila ia pendam rapat, dan akhirnya Nayshila merasa tersiksa didera rindu dan cinta.


Kalimat yang Nayshila tulis begitu menyentuh Aurel. Lalu, ia mencari akal untuk membantu Nayshila memecahkan problemnya. Aurel tidak ingin melihat Nayshila tersiksa lebih lama lagi. Maka suatu ketika Aurel menemukan cara yang ia pikir jitu, mengirim kartu ultah dengan memakai nama Bima. Aurel tahu bahwa Nayshila pasti akan mengucapkan terima kasih pada Bima setelah menerima kartu itu. Dan, Aurel berharap Bima akan tertarik pada Nayshila setelah melihat betapa cantiknya gadis yang tiba-tiba datang menyatakan terima casi padanya.


Ia pikir sikap Bima yang dingin dan angkuh akan sirna, bila berhadapan dengan Nayshila. Tapi nyatanya … Aurel terlalu ceroboh sehingga tidak memikirkan apa yang akan terjadi. Ia tidak menyangka kalau Bima hádala seorang Pria yang tak punya hati.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar