Chapter 1
Pesbuk
“Ra, lo lagi ngapain sih? Dari tadi gue lihat lo sibuk ngutak ngatik handphone terus. Apa gak pegel tu jari? SMS-an sama siapa sih? Cowok lo si Reza yang rambutnya jabrik itu ya?”
Olivia gemes melihat Tiara selau sibuk dengan handphone-nya sejak pulang sekolah tadi. Mie ayam ‘Pak Kumis’ yang nongkrong didepan matanya pun belum disentuh Tiara. Rasanya pasti sudah tidak enak lagi, karena sudah dingin.
“Bukan! Gue lagi nyoba Facebook dari handphone nih!” jawab Tiara santai.
Olivia merasa asing mendengar kata ajaib yang meluncur dari mulut Tiara.
“Pesbuk? Apaan tuh? Sejenis sabuk pengaman ya?” tanya Olivia penasaran.
“Haaaa...??? Payah banget! Hari gini belum tahu yang namanya Facebook? Kemana aja kamu, Non? Gaptek banget deh.” Tania mencibir pada Olivia.
“Hei! Aku nanya beneran Non! Memangnya Pesbuk itu apa?” Olivia sewot karena tidak senang dibilang payah oleh Tiara.
“Facebook, Sis! Bukan pesbuk! Gak tahu bahasa Inggris yang baik ya?”
Tiara sering sekali menggunakan sebutan “Sis” kepada kawan perempuan dan “Bro” kepada kawan laki-laki.
“Mana aku tahu kalau itu dari bahasa bule sana,” jawab Olivia nyinyir.
“Sekarang di internet sudah ada website baru dengan format yang baru pula, namanya Facebook. Di Facebook itu, kita bisa mencari teman-teman kita dan terhubung dengan mereka secara langsung.”
“Bukannya website yang lainnya juga seperti itu?” tanya Olivia sambil memasukkan mie ayam kedalam mulutnya yang mungil.
“Pada prinsipnya sih sama saja, tapi di facebook ini ada kolom komentar. Jika teman kita sedang melakukan suatu kegiatan, kita bisa memberikan komentar padanya secara langsung. Dan disana juga bisa mengupload foto-foto kita sehingga bisa dilihat oleh teman-teman yang lain. Istimewanya lagi, mereka juga bisa memberikan komentarnya atas foto-foto tersebut. Nah, gimana gak asyik tuh?” ujar Tiara dengan bangga.
“Hmm, boleh juga di coba tuh! Tapi aku belum tahu cara memulainya, jadi... tolong ajarin aku ya?” pinta Olivia usai meneguk es teh manisnya.
“Boleh saja, tapi pake handphone kamu or kita ke warnet saja ya? Soalnya pulsa aku sudah hampir habis nih!”
“Oke deh, Sis! Be te we mie ayamnya gak dimakan nih? Sudah dingin sedari tadi loh gara-gara kamu pesbukan terus. Kalau gak kamu makan, buat aku saja deh? Aku juga gak nolak kok, kan yang bayar tetap kamu.“ Olivia nyengir kuda sambil mencoba meraih mangkok mie ayam Tiara.
“Weits, gak bisa dong! Yang jelas perut aku tetap kudu diisi dulu. Nanti kalau perutku berbunyi kukuruyuk, aku gak akan bisa konsentrasi ngajarin kamu Facebook-an lah... “
Dengan lahap Tiara menyuapkan mie ayam itu kedalam mulutnya. Dalam hitungan tiga menit, mie itu sudah lenyap dari mangkoknya.
“Hebat... hebat... hebat... kamu kelaparan berat ya? Tuh minumnya sekalian. Kalau masih kurang, botolnya bisa kamu makan juga. Ha... ha... ha...,” ledek Olivia geli karena tak tahan melihat kelakuan Tiara yang maruk banget.
Pesbuk
“Ra, lo lagi ngapain sih? Dari tadi gue lihat lo sibuk ngutak ngatik handphone terus. Apa gak pegel tu jari? SMS-an sama siapa sih? Cowok lo si Reza yang rambutnya jabrik itu ya?”
Olivia gemes melihat Tiara selau sibuk dengan handphone-nya sejak pulang sekolah tadi. Mie ayam ‘Pak Kumis’ yang nongkrong didepan matanya pun belum disentuh Tiara. Rasanya pasti sudah tidak enak lagi, karena sudah dingin.
“Bukan! Gue lagi nyoba Facebook dari handphone nih!” jawab Tiara santai.
Olivia merasa asing mendengar kata ajaib yang meluncur dari mulut Tiara.
“Pesbuk? Apaan tuh? Sejenis sabuk pengaman ya?” tanya Olivia penasaran.
“Haaaa...??? Payah banget! Hari gini belum tahu yang namanya Facebook? Kemana aja kamu, Non? Gaptek banget deh.” Tania mencibir pada Olivia.
“Hei! Aku nanya beneran Non! Memangnya Pesbuk itu apa?” Olivia sewot karena tidak senang dibilang payah oleh Tiara.
“Facebook, Sis! Bukan pesbuk! Gak tahu bahasa Inggris yang baik ya?”
Tiara sering sekali menggunakan sebutan “Sis” kepada kawan perempuan dan “Bro” kepada kawan laki-laki.
“Mana aku tahu kalau itu dari bahasa bule sana,” jawab Olivia nyinyir.
“Sekarang di internet sudah ada website baru dengan format yang baru pula, namanya Facebook. Di Facebook itu, kita bisa mencari teman-teman kita dan terhubung dengan mereka secara langsung.”
“Bukannya website yang lainnya juga seperti itu?” tanya Olivia sambil memasukkan mie ayam kedalam mulutnya yang mungil.
“Pada prinsipnya sih sama saja, tapi di facebook ini ada kolom komentar. Jika teman kita sedang melakukan suatu kegiatan, kita bisa memberikan komentar padanya secara langsung. Dan disana juga bisa mengupload foto-foto kita sehingga bisa dilihat oleh teman-teman yang lain. Istimewanya lagi, mereka juga bisa memberikan komentarnya atas foto-foto tersebut. Nah, gimana gak asyik tuh?” ujar Tiara dengan bangga.
“Hmm, boleh juga di coba tuh! Tapi aku belum tahu cara memulainya, jadi... tolong ajarin aku ya?” pinta Olivia usai meneguk es teh manisnya.
“Boleh saja, tapi pake handphone kamu or kita ke warnet saja ya? Soalnya pulsa aku sudah hampir habis nih!”
“Oke deh, Sis! Be te we mie ayamnya gak dimakan nih? Sudah dingin sedari tadi loh gara-gara kamu pesbukan terus. Kalau gak kamu makan, buat aku saja deh? Aku juga gak nolak kok, kan yang bayar tetap kamu.“ Olivia nyengir kuda sambil mencoba meraih mangkok mie ayam Tiara.
“Weits, gak bisa dong! Yang jelas perut aku tetap kudu diisi dulu. Nanti kalau perutku berbunyi kukuruyuk, aku gak akan bisa konsentrasi ngajarin kamu Facebook-an lah... “
Dengan lahap Tiara menyuapkan mie ayam itu kedalam mulutnya. Dalam hitungan tiga menit, mie itu sudah lenyap dari mangkoknya.
“Hebat... hebat... hebat... kamu kelaparan berat ya? Tuh minumnya sekalian. Kalau masih kurang, botolnya bisa kamu makan juga. Ha... ha... ha...,” ledek Olivia geli karena tak tahan melihat kelakuan Tiara yang maruk banget.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar