Jumat, 23 April 2010

Cinta Tak Harus Memiliki (1)

Chapter 1
Pria Di Masa Lalu


Handphone di atas meja berdering. Dengan malas aku beranjak dari tempat tidurku. Entah siapa yang iseng menelphone malam-malam begini. Saat kulihat layarnya disana tertera nomor yang tidak ku kenal. Aku enggan mengangkatnya tapi telephone itu terus berdering seakan berteriak minta di angkat. Suaranya yang berisik membuatku khawatir membangunkan orang rumah. Akhirnya ku angkat juga.

“Halo, siapa ini?!” tanyaku tanpa basa-basi

“Halo…!!” jawab suara dari seberang. Aku berpikir mencoba mengenali suara yang terasa tidak asing lagi itu. Rasanya aku mengenal suara ini tapi dimana? Aku lupa.

“Siapa ini?!” tanyaku penasaran ketika merasa tidak mendapat jawaban.

“Masa’ udah lupa…” hanya jawaban yang tidak berguna itu yang terdengar dari seberang membuatku gemas.

“Jangan berbelit-belit, cepet bilang ini siapa dan ada keperluan apa telephone malam-malam…!!” bentakku mulai kesal. Masalahnya aku ngantuk sekali. Aku perlu istirahat karena besok aku harus bangun pagi dan siap untuk berangkat kerja dengan segudang kesibukan yang menyita waktu dan pikiran. Jadi aku rasa tidak ada waktu untuk main – main.

“Aku Virgo, masih ingat…?!” dadaku tersentak kaget ketika mendengar nama itu, tiba-tiba kantuk ku mendadak hilang karena saking terkejut dan tidak percaya pada apa yang aku dengar.

“Vir, Virgo…?!” tanyaku tiba-tiba gugup. Aku tak tahu kenapa bisa gugup seperti ini dan tiba-tiba saja suaraku melunak. Benarkah ini Virgo?! Pikirku antara percaya dan tidak percaya sampai mulutku terbuka karena kaget dan tak percaya. Kalau saja tidak cepat ku tutup mungkin ada nyamuk yang masuk dan bersarang disana.

“Maaf kalau aku ganggu, aku Cuma ingin memastikan ini nomor kamu atau bukan…?” ujar suara itu. Sementara aku masih terpaku.

“Halo, Kamila kamu masih disitu…?!!”

“I…Iya, aku masih disini… ha… hai gimana kabarnya?” tiba-tiba saja aku kehilangan arah pembicaraan. Ada sesuatu yang sangat hebat yang masih membekas di dalam sini, dan itu membuat dadaku berdegup sangat kencang seperti orang di kejar setan.

“Kabar aku baik Kamila, dan aku senang bisa mendengar suaramu lagi,” ujarnya. Aku juga… gumamku dalam hati.

Sungguh sulit di percaya hal ini akan terjadi. 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar. 5 tahun kami terpisah oleh jarak, ruang dan waktu. Dan kini secara tiba-tiba dia hadir kembali meski hanya suaranya saja tapi sudah cukup mewakili kehadirannya di sini di dekatku. Ku pejamkan mata saat aku merasa getaran itu datang lagi, getaran yang sama yang pernah ku rasakan 5 tahun yang lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar