Sabtu, 24 April 2010

Salah Alamat (5-End)

Chapter 5
Jadi…


Bel masuk berbunyi nyaring. Tanpa terasa waktu terasa begitu cepat.

“Duluan ya…” ujarku ramah. Dan hanya melambaikan tangannya ke arahku. Dia tidak seperti adik kelas lainnya. Dia sangat berbeda. Terkadang terlihat lebih dewasa…

***

Aku tak mengerti apa yang membuat Keysha begitu marah padaku. padahal aku sudah berusaha membantunya. Kalau Aditya tidak menemuinya jam istirahat tadi bukan salah aku dong…

“Seumur hidup gue belum pernah di permainkan seperti ini…!!” umpatnya padaku.

“Kok lo sewotnya ke gue sih?! Gue kan udah bilang ke temennya Aditya kalau lo nunggu Aditya di kantin jam istirahat…” protesku membela diri.

“Tapi dia gak datang…!!” semprotnya pedas.

“Ya mana gue tahu, mungkin dia ada urusan lain atau mungkin aja dia datang tapi gak tahu yang mana lo…”

“Tapi kan gue kenal dia, yang gue liat cuma temennya…”

“Gak mungkin, selama jam istirahat temennya sama gue di Perpustakaan…”

“Tapi…”

“Ya udah lo jangan sewot dulu, nanti gue tanyain lagi sama orangnya kenapa dia gak datang…” Keysha pun terdiam meski hatinya masih sangat kesal. Pasalnya belum pernah dia dibuat menunggu oleh cowok. Apalagi untuk cowok seperti Aditya.

Siang ini seperti yang dijanjikan Dhika ada rapat osis untuk acara Pelantikan Anggota OSIS Baru minggu depan. Aku punya kesempatan untuk bertemu Didit lalu menanyakan kenapa Aditya tidak menemui Keysha. Tapi siang ini aku tidak melihat Didit. Kenapa dia tidak ikut rapat?
Memang tak ada anak kelas satu yang ikut rapat siang ini. semua yang hadir adalah anggota Osis lama. Aku yang menjabat sebagai Sekretaris Osis kebagian giliran mencatat daftar siswa kelas satu calon anggota Osis,

Salah satunya adalah Aditya.

“Nu… ini undangan Pelantikan Anggota Baru Osis buat Didit…” Ujar Dhika pada Wisnu.

“Aditya… lo kenal Didit?” tanyaku pada Wisnu.

“Dia adik gue,” jawabnya sembari berlalu dihadapanku. Aku semakin tak mengerti. Kenapa kakak adik begitu tidak mirip. Wisnu memiliki kulit gelap dan mata bulat. Rambutnya ikal, hidungnya tidak terlalu mancung. Sedangkan Didit berkulit putih, hidung mancung bermata sipit seperti Chinese.

“Dan ini untuk Aditya…” ujar Dhika padaku sembari menyerahkan secarik undangan. Aku hanya melongo tak mengerti.

“Kok lo kasihin ke gue sih, gue gak kenal Aditya.”

“Lho…! Bukannya jam istirahat tadi lo asyik ngobrol sama dia di Perpustakaan…?!”

“Itu Didit bukan Aditya.” Kata Dhika yang membuatku semakin bingung.

“Tapi..”

“Tuh si Didit yang item adiknya Wisnu yang lagi main basket sama Aditya di lapangan.” Dhika menunjuk ke lapangan basket yang tepat berada di samping ruang Osis.

“Loh jadi… jadi gue salah orang dong?” Tanyaku ragu.

“…”



TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
www.mininovel-lovers86.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar