Chapter 4
Didit
Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan Keysha siang ini setelah bertemu dengan Aditya. Apa mereka bisa cocok? Aku benar-benar tak habis pikir kalau Keysha bisa jatuh cinta sama cowok sesederhana Aditya. Bukan hanya penampilannya saja yang sederhana tapi wajahnya juga sederhana. Kelewat sederhana malah.
Sementara itu aku masih sibuk mencari buku Sejarah ketika seseorang mengagetkanku dari belakang.
“Suka ke Perpus juga…?” tanyanya ramah. Aku hanya mengangguk pelan saking kagetnya. Aku tak tahu kenapa aku jadi sering bertemu dia. Dengan segera aku mengambil buku apa saja dan langsung mengambil tempat duduk. Pria berkulit putih dan bermata sipit itu mendekati dan duduk di sebelahku. Dia mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
“Sejak pertama ketemu kita belum kenalan…” ucapannya tidak seperti adik kelas pada kakak kelas tapi ucapan seorang laki-laki pada wanita. Cowok temen Aditya itu mengulurkan tangan padaku. Dengan ragu aku menyambutnya. Aku tak tahu kenapa aku bisa mati gaya bila dekat dengannya. Berondong yang satu ini memang beda. Dimana pembawaan tenang dan wibawa yang selama ini kupelihara?!
“Athalia…”
“Panggil aja Didit…” Didit? Nama yang lucu… tapi aku merasa bahagia bisa mengenalnya.
Didit
Tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan Keysha siang ini setelah bertemu dengan Aditya. Apa mereka bisa cocok? Aku benar-benar tak habis pikir kalau Keysha bisa jatuh cinta sama cowok sesederhana Aditya. Bukan hanya penampilannya saja yang sederhana tapi wajahnya juga sederhana. Kelewat sederhana malah.
Sementara itu aku masih sibuk mencari buku Sejarah ketika seseorang mengagetkanku dari belakang.
“Suka ke Perpus juga…?” tanyanya ramah. Aku hanya mengangguk pelan saking kagetnya. Aku tak tahu kenapa aku jadi sering bertemu dia. Dengan segera aku mengambil buku apa saja dan langsung mengambil tempat duduk. Pria berkulit putih dan bermata sipit itu mendekati dan duduk di sebelahku. Dia mengulurkan tangannya sambil tersenyum.
“Sejak pertama ketemu kita belum kenalan…” ucapannya tidak seperti adik kelas pada kakak kelas tapi ucapan seorang laki-laki pada wanita. Cowok temen Aditya itu mengulurkan tangan padaku. Dengan ragu aku menyambutnya. Aku tak tahu kenapa aku bisa mati gaya bila dekat dengannya. Berondong yang satu ini memang beda. Dimana pembawaan tenang dan wibawa yang selama ini kupelihara?!
“Athalia…”
“Panggil aja Didit…” Didit? Nama yang lucu… tapi aku merasa bahagia bisa mengenalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar