Sebuah Kecupan dikeningku
Created By Sweety Qliquers
(Samarinda, Rabu <> 140410, 0250PM)
Created By Sweety Qliquers
(Samarinda, Rabu <> 140410, 0250PM)
Sebuah Kecupan Dikeningku
Chapter 1 Kelabu Di Hatiku
Chapter 2 Aku Ingin Menangis
Chapter 3 Semangat Dari Fabian
Chapter 4 General University
Chapter 5 Kalung Dari Fabian
Chapter 6 Surat Dari Fabian
Sinopsis
…
“Untuk apa?”
“Untuk apalagi aku belajar Bi? Kalau aku tahu, toh aku tidak akan pernah bisa melanjutkan kuliah..,”
“Sudahlah Bi, bermimpi hanya akan membuatku semakin sakit. Aku sadar siapa aku.”
“Pergilah Bi. Aku yakin aku tidak akan pernah melupakanmu. Tapi ingat, jika nanti kamu telah berhasil, jangan lupakan aku ya?”
(Carissa Ayushita_Carissa)
“Untuk Carissa-ku. Carissa, aku telah sampai dan mulai menjalani hari-hari dinegara ini. Aku akan segera pulang ke indonesia begitu kuliahku selesai. Oya, bagaiman khabarmu sekarang? Aku masih berharap kamu masih menyimpan kalung yang waktu itu kuberikan. Aku merindukanmu! Carissa, ini nomor hp ku. Kuharap disuatu senja nanti kamu bersedia menelphonku. +6281155250682. “
(Fabian Maheswara_Fabian)
“Tak ada yang bisa berdusta pada ibu Ris, tidak juga matamu. Kamu ingin menangis kan? Menangislah Ris. Jika kamu ingin menangis, menangislah dihadapan ibu. Tuangkan semua keluh kesahmu. Kamu berhak mencurahkan air mata Ris..,”
(Ibu Carissa)
…
Karakter Tokoh Sebuah Kecupan Dikeningku
Carissa Ayushita (Carissa)
Sebenarnya Carissa Ayushita (Carissa) ingin menangis, namun terlalu banyak rasanya air mata yang selama ini ditumpahkannya. Lagipula untuk apa ia menangis? Toh dengan menangis ia juga tidak bisa menyelesaikan masalah. Sama seperti hari-hari biasanya. Ia harus menempuh jarak beberapa kilo meter untuk sampai kesekolah dengan berjalan kaki. Tak ada pilihan lain! Carissa Ayushita (Carissa) bukan anak orang kaya yang bisa pergi dan pulang sekolah diantar jemput mobil, ia juga bukan anak pejabat negeri yang punya banyak uang saku. Sejak menginjakkan kaki disekolah ini, ia tak pernah menjamah kantin selain karena dibayari teman-teman.
Sebenarnya Carissa Ayushita (Carissa) ingin menangis, namun terlalu banyak rasanya air mata yang selama ini ditumpahkannya. Lagipula untuk apa ia menangis? Toh dengan menangis ia juga tidak bisa menyelesaikan masalah. Sama seperti hari-hari biasanya. Ia harus menempuh jarak beberapa kilo meter untuk sampai kesekolah dengan berjalan kaki. Tak ada pilihan lain! Carissa Ayushita (Carissa) bukan anak orang kaya yang bisa pergi dan pulang sekolah diantar jemput mobil, ia juga bukan anak pejabat negeri yang punya banyak uang saku. Sejak menginjakkan kaki disekolah ini, ia tak pernah menjamah kantin selain karena dibayari teman-teman.
Fabian Maheswara (Abi)
Sebelum pergi ke United State, America untuk meneruskan sekolah di General University, Fabian Maheswara (Fabian) memberikan sebuah kalung berliontin hati untuk Carissa Ayushita (Carissa). Dan mendaratkan sebuah kecupan hangat di kening Carissa Ayushita (Carissa), sebagai salam perpisahaan atau sebuah kalimat yang artinya bahwa dia akan kembali lagi hanya Carissa Ayushita (Carissa) – sahabat yang mungkin saja kini wanita yang dicintainya sepenuh hati.
Sebelum pergi ke United State, America untuk meneruskan sekolah di General University, Fabian Maheswara (Fabian) memberikan sebuah kalung berliontin hati untuk Carissa Ayushita (Carissa). Dan mendaratkan sebuah kecupan hangat di kening Carissa Ayushita (Carissa), sebagai salam perpisahaan atau sebuah kalimat yang artinya bahwa dia akan kembali lagi hanya Carissa Ayushita (Carissa) – sahabat yang mungkin saja kini wanita yang dicintainya sepenuh hati.
Ibu Carissa
Menurut Ibu Carissa, Hidup ini realita. Hadapi saja apa adanya, jangan terlalu banyak menuntut pada nasib, percuma! Hidup ini sulit, tapi jika kita menghadapi dengan ikhlas, kita akan menemui kemudahannya. Jangan terlalu banyak bermimpi, karena jika nanti kita terbangun dari mimpi-mimpi kita, kita akan berontak pada kenyataan. Namun jika kita telah berani untuk bermimpi, kita harus siap untuk terbangun esok hari.
Menurut Ibu Carissa, Hidup ini realita. Hadapi saja apa adanya, jangan terlalu banyak menuntut pada nasib, percuma! Hidup ini sulit, tapi jika kita menghadapi dengan ikhlas, kita akan menemui kemudahannya. Jangan terlalu banyak bermimpi, karena jika nanti kita terbangun dari mimpi-mimpi kita, kita akan berontak pada kenyataan. Namun jika kita telah berani untuk bermimpi, kita harus siap untuk terbangun esok hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar