Chapter 2
Kejadian Di Restoran
“Tania, maafin aku ya. Aku udah nggak percaya sama kamu,” kata Bella keesokan harinya. Ia menceritakan tentang kejadian kemarin pada Tania.
“Nggak apa-apa Bell. Sekarang kamu tahu kebenarannya. Sekarang mendingan kamu lupain Raka. Dia nggak pantas buat kamu,” nasihat Tania.
“Tapi aku nggak bisa ngelupain sakit hatiku sama dia, Tan. Aku harus balas dia!” kata Bella ketus.
“Kamu mau bantu aku kan, Tan,” kata Bella berharap.
Tania tak tahu apa yang akan dilakukan Bella. Ia hanya mengangguk.
***
“Gimana Tan?" tanya Bella seminggu kemudian.
“Beres. Aku sudah dapat kabar dari Bang Indra. Istri Raka akan pulang dari Singapura minggu ini. Katanya sih dia mau buka cabang butiknya itu di Jakarta dan ia harus pulang. Kamu tinggal tunggu waktu saja untuk menghancurkan hidup Raka,” kata Tania.
“Thanks ya, Tan,” kata Bella senang.
***
Raka meninggalkan HP-nya di atas meja. Bella pun dengan leluasa membuka dan membaca sms-sms yang ada di HP itu. Biasanya Raka tak pernah mengijinkannya menyentuh HP itu dengan alasan apapun.
Alangkah terkejutnya Bella.
Ia mendapati banyak sekali sms dari seorang wanita, dan semuanya menuliskan kata sayang dan kangen pada Raka. Sms Raka pada wanita itu pun tak kalah mesranya. Bella benar-benar jengkel, kesal, dan marah. Ternyata benar apa yang dikatakan Tania padanya. Bella menarik napas panjang.
Ia mencoba menahan dirinya.
Tak lama Raka kembali.
“Kayaknya aku harus pulang, Raka,” kata Bella.
Raka heran.
***
“Aku nggak percaya aku melakukannya, Bell. Tapi ingat, aku cuma ngebantuin kamu. Aku tidak ikut bertanggung jawab kalau nanti terjadi apa-apa,” kata Tania mengingatkan.
Bella hanya tersenyum.
Ia yakin rencananya akan berjalan mulus. Sakit hatinya pada Raka telah membuatnya menyusun rencana jahat untuk membalasnya.
Kejadian Di Restoran
“Tania, maafin aku ya. Aku udah nggak percaya sama kamu,” kata Bella keesokan harinya. Ia menceritakan tentang kejadian kemarin pada Tania.
“Nggak apa-apa Bell. Sekarang kamu tahu kebenarannya. Sekarang mendingan kamu lupain Raka. Dia nggak pantas buat kamu,” nasihat Tania.
“Tapi aku nggak bisa ngelupain sakit hatiku sama dia, Tan. Aku harus balas dia!” kata Bella ketus.
“Kamu mau bantu aku kan, Tan,” kata Bella berharap.
Tania tak tahu apa yang akan dilakukan Bella. Ia hanya mengangguk.
***
“Gimana Tan?" tanya Bella seminggu kemudian.
“Beres. Aku sudah dapat kabar dari Bang Indra. Istri Raka akan pulang dari Singapura minggu ini. Katanya sih dia mau buka cabang butiknya itu di Jakarta dan ia harus pulang. Kamu tinggal tunggu waktu saja untuk menghancurkan hidup Raka,” kata Tania.
“Thanks ya, Tan,” kata Bella senang.
***
Raka meninggalkan HP-nya di atas meja. Bella pun dengan leluasa membuka dan membaca sms-sms yang ada di HP itu. Biasanya Raka tak pernah mengijinkannya menyentuh HP itu dengan alasan apapun.
Alangkah terkejutnya Bella.
Ia mendapati banyak sekali sms dari seorang wanita, dan semuanya menuliskan kata sayang dan kangen pada Raka. Sms Raka pada wanita itu pun tak kalah mesranya. Bella benar-benar jengkel, kesal, dan marah. Ternyata benar apa yang dikatakan Tania padanya. Bella menarik napas panjang.
Ia mencoba menahan dirinya.
Tak lama Raka kembali.
“Kayaknya aku harus pulang, Raka,” kata Bella.
Raka heran.
***
“Aku nggak percaya aku melakukannya, Bell. Tapi ingat, aku cuma ngebantuin kamu. Aku tidak ikut bertanggung jawab kalau nanti terjadi apa-apa,” kata Tania mengingatkan.
Bella hanya tersenyum.
Ia yakin rencananya akan berjalan mulus. Sakit hatinya pada Raka telah membuatnya menyusun rencana jahat untuk membalasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar