Chapter 1
Cerita Tania
“Apa?!” Bella terkejut mendengar perkataan sahabatnya itu.
“Iya Bell, Bang Indra yang bilang ke aku. Diakan temennya Raka. Dulu bahkan Bang Indra diundang saat nikahannya Raka. Sayang ia baru bilang sekarang. Soalnya dia kan udah dua tahun kerja di Singapura. Nih baru pulang ke tanah air,” Tania mencoba meyakinkan Bella.
Bella benar-benar kalut. Hatinya hancur mendengar kabar itu. Ia tidak percaya bahwa Raka, pacarnya itu, ternyata telah menikah sebelum berkenalan dengannya. Tapi tak mungkin Tania membohonginya.
Sore itu, Bella bertemu dengan Raka. Mereka pun jalan ke mall. Sebenarnya Bella ingin menanyakan langsung kebenaran cerita Tania itu kepada Raka. Tapi ia yakin Raka pasti akan menyangkal. Karena itu, walaupun hatinya hancur dan amarahnya sudah hampir meledak, Bella tetap mencoba bertindak hati-hati. Ia ingin menyelidiki kebenaran kabar itu.
Saat sedang makan di restoran, Raka minta ijin ke toilet. Sesampainya Raka ke tempatnya semula Bella malah buru-buru mau pulang.
“Ada apa sih, Bell? Kok kamu buru-buru?” tanya Raka.
“Aku nggak enak badan,” jawab Bella singkat.
Bergegas dia keluar dan meninggalkan tempat itu.
“Tunggu dong, Bell! Kamu kenapa sih?” kejar Raka.
“Aku mau pulang, Raka. Aku cuma mau sendiri!” kata Bella ketus.
Raka hendak mengejar Bella, tapi ia ingat kalau ia belum membayar makanan yang mereka pesan.
Cerita Tania
“Apa?!” Bella terkejut mendengar perkataan sahabatnya itu.
“Iya Bell, Bang Indra yang bilang ke aku. Diakan temennya Raka. Dulu bahkan Bang Indra diundang saat nikahannya Raka. Sayang ia baru bilang sekarang. Soalnya dia kan udah dua tahun kerja di Singapura. Nih baru pulang ke tanah air,” Tania mencoba meyakinkan Bella.
Bella benar-benar kalut. Hatinya hancur mendengar kabar itu. Ia tidak percaya bahwa Raka, pacarnya itu, ternyata telah menikah sebelum berkenalan dengannya. Tapi tak mungkin Tania membohonginya.
Sore itu, Bella bertemu dengan Raka. Mereka pun jalan ke mall. Sebenarnya Bella ingin menanyakan langsung kebenaran cerita Tania itu kepada Raka. Tapi ia yakin Raka pasti akan menyangkal. Karena itu, walaupun hatinya hancur dan amarahnya sudah hampir meledak, Bella tetap mencoba bertindak hati-hati. Ia ingin menyelidiki kebenaran kabar itu.
Saat sedang makan di restoran, Raka minta ijin ke toilet. Sesampainya Raka ke tempatnya semula Bella malah buru-buru mau pulang.
“Ada apa sih, Bell? Kok kamu buru-buru?” tanya Raka.
“Aku nggak enak badan,” jawab Bella singkat.
Bergegas dia keluar dan meninggalkan tempat itu.
“Tunggu dong, Bell! Kamu kenapa sih?” kejar Raka.
“Aku mau pulang, Raka. Aku cuma mau sendiri!” kata Bella ketus.
Raka hendak mengejar Bella, tapi ia ingat kalau ia belum membayar makanan yang mereka pesan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar