Kamis, 22 April 2010

Luka Hati (3)

Chapter 3
Rencana Bella


Beberapa hari kemudian, Bella pergi menemui istri Raka yang telah pulang dari Singapura. Ia menunggu saat yang tepat, saat Raka tidak ada di rumah. Tanpa curiga, istri Raka menyambut kedatangan Bella dengan ramah.

“Enak ya mbak, sudah pulang ke rumah. Raka sering cerita sama saya tentang Mbak. Katanya Mbak adalah adiknya yang sangat baik,” kata Bella.

“Lho, tapi Raka bukan kakak saya, dia itu………”

“Memang nggak enak ya mbak, kalau kerja jauh dari keluarga ,” potong Bella cepat, “Saya juga pernah minta izin sama Raka mau buka restoran di Singapura, tapi nggak diizinin. Katanya dia takut ketemu sama cewek cantik dan nglupain saya,” kata Bella.

“Maksud kamu itu apa sih?!” istri Raka mulai jengkel.

“Oo… iya saya lupa cerita. Saya ini pacar Raka. Dan kedatangan saya ke sini adalah untuk mengabarkan berita gembira… karena saya sedang mengandung anak dia,” kata Bella berpura-pura.

“Kamu jangan sembarangan ngomong ya! Raka itu suami saya!”

Bella pura-pura terkejut.

“Nggak mungkin! Raka itu belum menikah, dia janji mau menikahi saya! Saya mengandung anak dia!” Bella mengeluarkan amplop coklat berisi foto-fotonya bersama Raka. Selain itu ia juga memberikan surat dokter yang menyatakan dirinya positif hamil. Bella memang sengaja memalsukan surat itu. Istri Raka langsung syok melihatnya. Bella pun bergegas meninggalkan rumah Raka.

***

“Kenapa kamu melakukan ini, Bella?”

Raka terlihat sangat terpukul ketika menemui Bella.

“Karena kamu sudah menipu aku dan istri kamu! Kamu jahat, Raka! Sudah sepantasnya kamu mendapat balasan!” kata Bella penuh kemenangan.

“Gara-gara kamu, istriku menggugat cerai,” kata Raka.

“Sudah seharusnya!” kata Bella.

Raka semakin geram. Hatinya terasa beku. Tadinya ia sangat mencintai Bella. Apalagi hubungannya dengan istrinya sudah lama merenggang.

Sejak istrinya sukses menjadi business woman dengan mengelola butik di Singapura dan mulai membuka cabang di Jakarta, Istri Raka telah berubah dan tak pernah menghargai Raka lagi. Pada saat itulah Raka terpikat pada Bella. Dan sejak bertemu dengan Bella, Raka berharap bisa menjalin hubungan yang lebih jauh lagi. Tapi kenyataannya, semuanya berakhir seperti ini.... Hidupnya malah jadi hancur.

Raka benar-benar kecewa.

Ia berjanji pada dirinya sendiri, kalau ia tidak mendapat kebahagiaan, maka Bella pun tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar