Sabtu, 24 April 2010

Salah Alamat (2)

Chapter 2
Brondong Keysha

Bel istirahat berbunyi. Semua murid menghambur keluar kelas secara serentak. Ada yang ke kantin, ada yang ke perpustakaan, ada yang ke taman, bahkan ada yang hanya duduk – duduk manis melihat anak kelas satu main basket. Siang ini tidak seperti biasa Keysha mengajakku menonton anak kelas satu yang sedang bermain basket. Biasanya dia paling doyan ke kantin dan berlama-lama disana sambil ngerumpi melebihi jam istirahat.

Matanya sibuk mencari anak kelas satu yang telah mencuri hatinya itu. Rupanya Keysha sudah ganti haluan ‘doyan berondong’. Padahal dari sekian daftar nama cowok yang pernah singgah dihatinya kebanyakan dari mereka anak kuliah dan kakak kelas yang pasti lebih dewasa. Tapi kini rupanya dia sudah ganti selera.

“Lo kenapa sich penasaran banget sama Raditya…?!” tanyaku penasaran.

“Bukan Raditya tapi Aditya…!!”protesnya tanpa mengalihkan pandangan matanya dari kerumunan anak kelas satu di seberang lapangan sana. Matanya terus mencari.

“Apalah namanya gue gak peduli. Yang bikin gue heran sama selera baru lo… suka sama brondong, padahal dulu lo paling anti brondong. Gengsi lah, gak level dan sebagainya…”

“Brondong yang satu ini benar-benar beda dari brondong lain. Makanya gue tertarik…”

“Lo gak malu…?”

“Kenapa harus malu…? Pede aja lagi, gak apa-apa kan ganti suasana…?!”

“Cinta memang buta…!” gumamku tak menyangka.

Keysha adalah gadis cantik dan popular di sekolahku. Gadis pujaan para cowok, dari yang tampangnya professor sampai yang bertampang arjuna. Tidak sulit untuk mendapat pacar bagi Keysha. Dia bisa memilih yang mana saja yang dia suka seperti memilih baju di toko. Setelah bosan di buang dan cari yang baru lagi.

“Selagi muda dan ada kesempatan, kalau udah punya suami gak bisa neko-neko lagi…” begitulah alasannya setiap kali dia menambah daftar panjang cowok cowok koleksinya.

“Atha!!” teriakan Keysha mengagetkanku.

“Apaan sich…!! Gak usah teriak gitu gue gak budeg…!!” protesku sedikit kesal.

“Itu cowok yang namanya Aditya…” serunya antusias sembari menunjuk pada kerumunan anak kelas satu di seberang lapangan sana.

“Ya ampun Keysha, mereka itu banyak… gimana gue bisa tahu mana yang namanya Aditya…?”

“Yang paling ganteng, yang mukanya Chinese gitu…”

“Mana…!! Gak ada yang ganteng…”

“Buta banget sich lo! Tuh yang itu yang berdua…” tunjuknya pada dua anak laki-laki yang memisahkan diri dari kerumunan.

“Yang mana? Mereka kan 2 orang…”

“Yang gak pakai topi…”suara Keysha terdengar samar Karena teriakan murid-murid yang antusias melihat jagoannya berhasil memasukan bola ke dalam ring. Kalimatnya terdengar “yang pakai topi” Pandanganku tertuju pada cowok yang memakai topi. Kalau di pikir dia tidak lebih baik dari Dhika mantan Keysha. Kulitnya hitam, matanya belok gitu di bilang kayak Chinese. Cinta benar-benar buta. Cowok yang kayak begitu yang bikin Keysha merengek minta di kenalin...? Ya ampun, padahal kalau mau dia bisa pilih cowok yang mana saja yang dia suka dan lebih baik dari anak kelas satu itu.

“Gimana ganteng kan…?!” serunya antusias.

“Lumayan…” jawabku menghargai pendapatnya.

“Tapi lebih ganteng cowok di sebelahnya…” ujarku.

“Ih… kayak gitu di bilang ganteng, ya udah buat lo aja. Gue dapet Aditya lo dapat temennya…”ujarnya penuh semangat.

“Enggak ah…!!”

“Kenapa…? Gak ada salahnya kan…? Masak mau jadi jomblo terus, kalau lo kayak gitu kapan dapat pacarnya…?!”

“Tapi bukan brondong…” Keysha hanya mencibir mendengar jawabanku.

“Sekarang lo kan udah tahu yang namanya Aditya, tugas lo sebagai teman yang baik comblangin gue ke dia… gimana? “

“Kenapa harus gue?!”

“Kan lo udah janji… gimana sih!!” protesnya.

Aku sedikit ragu. Pasalnya bagaimana caranya aku mengatakan kalau temanku naksir pada anak kelas satu yang bernama Aditya itu. Nyomblangin diri sendiri aja gak becus gimana mau nyomblangin orang…?

Tapi tidak sulit untuk menemukan jalan keluar. Aku bisa minta bantuan temannya yang tampangnya lumayan ganteng itu. Pucuk di cinta ulampun tiba, tanpa sengaja kami bertemu dalam rapat Osis. Dia menjadi perwakilan kelasnya. Tanpa malu-malu setelah rapat selesai aku langsung menghampirinya. Dengan ramah dia menyapaku penuh hormat.

“ Siang kak…” senyumnya manis menghiasi wajahnya yang putih. Matanya yang sipit menatap tajam ke arahku, bahkan mungkin ke jantungku. Karena sejak aku menatap mata itu tiba-tiba saja jantungku berdebar kencang seperti mau copot. Uh!! Tidak dia brondong… elakku dalam hati mencoba mengendalikan diri.

Aku menghampirinya sebagai kakak kelas yang terkenal judes dan galak. “Siang…!! Kamu temannya Aditya ya…” kulihat alis tebalnya berkerut. Sebelum dia buka mulut aku langsung memotongnya. Aku tak tahan berada dekat dengannya. Daripada jadi grogi lebih baik cepat-cepat sampaikan niatku lalu pergi.

“Bilang sama Aditya ada salam dari Keysha anak kelas 2 IPA 1. ”

“Eh, oh ya…!” jawabnya sedikit gugup.

“Ya udah, cuma itu aja kok, jangan lupa ya…?!”

“Beres…!!” jawabnya mantap. Aku langsung pergi dengan sikap dingin seperti biasa tanpa membalas senyumnya yang penuh pesona itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar